Pilpres 2019
Fahri Hamzah Sebut Ustaz Abdul Somad Muncul Akibat Sisa Pertarungan Pilpres 2014 dan Pilkada DKI
Bakal calon Presiden Joko Widodo telah memilih Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Ma'ruf Amin sebagai pasangannya dalam Pilpres 2019
Cuitan Karding itu disertakan dengan foto situasi rapat para Ketua Umum parpol koalisi dan Jokowi.
Sebelumnya menguat informasi Mantan ketua MK, Mahfud MD akan menjadi Cawapres Jokowi.
Namun cuitan Sekjen PKB ini menjadi kejutan bagi publik yang membanya.
Seperti diketahui, Sejumlah Sekjen dan Ketua Umum partai pendukung Jokowi berkumpul di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta, Kamis (9/8/2018) sore.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), Hery Haryanto Azumi sebelumnya sudah memprediksi siapa yang layak menjadi Cawapres Jokowi di Pilpres mendatang.
Menurut Hery, pilihan cawapres dari kelompok Islam merupakan perpaduan sangat ideal bagi konsep pembangunan Indonesia di masa mendatang.
Hal itu mengingat Indonesia memang terdiri dari dua kelompok besar, yakni kelompok nasionalis dan Islamis. Keduanya, menurut Hery, harus bersatu padu dalam membangun bangsa.
“Sejauh ini kombinasi kelompok nasionalis dan Islam dapat meredam potensi konflik sosial, karena keduanya merupakan kekuatan terbesar di republik ini. Sejarah juga mencatat Indonesia didirikan oleh para founding fathers yang terdiri dari kelompok nasionalis dan Islam,” ungkap Hery Haryanto Azumi, Kamis (9/8/2018).
Saat ditanya siapa cawapres yang layak mendampingi Jokowi dari kelompok Islam, Hery menjawab bahwa sebaiknya cawapres tersebut diambil dari kelompok ulama yang mewakili semua umat.
Salah satu nama yang paling masyhur saat ini adalah ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) bernama Prof. Dr. (HC). KH Ma'ruf Amin.
“Nama Kiai Ma’ruf saya pikir perlu dipertimbangkan secara serius dan matang. Beliau ini selain ulama, juga seorang teknokrat. Beliau ini ahli ekonomi Islam. Pandangan-pandangan beliau soal ekonomi kerakyatan juga sangat luar biasa. Kiai Ma’ruf menurut saya adalah ulama plus,” tutur Hery.
Baca: Hari Ini Anies-Sandi Dilantik Presiden Jokowi, Ade Komarudin Bersaksi
Baca: Fahri Hamzah: Jokowi Tidak Pernah Berpidato yang Mempersatukan
Baca: 3 Perdebatan Antara Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno Sebelum Deklarasi Cawapres Pilpres 2019
Menurut Hery, Kiai Maruf telah mempromosikan pendekatan baru dalam bidang pembangunan ekonomi Indonesia, yaitu apa yang disebut sebagai "Arus Baru Ekonomi Indonesia".
"Kiai Ma'ruf punya pendekan baru dalam bidang ekonomi, yakni Arus Baru Ekonomi Indonesia. Pendekatan ini menyelamatkan Indonesia dari konflik yang tidak perlu antara pengusaha, pemerintah dan rakyat. Ini adalah pendekatan yang sangat genuine," jelas Hery.
Lebih dari itu, Kiai Maruf selalu mengkritik model "trickle down effect" yang ternyata tidak terbukti.
"Cara terbaik untuk menghindari kesenjangan ekonomi adalah melalui pelibatan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan ekonomi yang mampu mengangkat posisi ekonomi mereka," katanya.