Teroris Serang Mapolda Sumut
Penggali Kubur Tak Tahu Jenazah yang Dimakamkan Adalah Teroris
Muhammad Sabri, penggali kuburan Ardila, disuruh keluarga almarhum menggali kuburan sekitar pukul 08.00 WIB pagi.
WARTA KOTA, MEDAN - Jenazah Ardila Ramadan ditolak warga saat hendak dibawa pulang ke rumah orangtuanya di Jalan Makmur, Dusun V, Gang Dahlia 33, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Tembung, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Akhirnya, jenazah pelaku penyerangan Mapolda Sumut itu dikebumikan di tempat pemakaman umum Islam Jalan Kemiri I, Lingkungan I, Kelurahan Sudirejo II, Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara.
Muhammad Sabri, penggali kuburan Ardila, disuruh keluarga almarhum menggali kuburan sekitar pukul 08.00 WIB pagi.
Baca: Warga Tolak Jenazah Terduga Teroris Pembunuh Polisi Dimakamkan di Kampung Mereka
"Yang mengantar di sini tadi cuma pihak keluarga, ada sekitar tujuh orang. Jadi ia kuburannya nimpa. Di sini ada kuburan kakek, abang, dan neneknya. Sama dia jadi empat (jenazah) di satu kuburan," jelas Sabri, Rabu (28/6/2017).
Sabri mengaku tidak tahu jenazah yang dikuburkannya adalah jenazah seorang tersangka teroris yang menyerang Mapolda Sumut pada Minggu (25/6/2017) lalu.
"Saya pikir ia orang biasa saja. Namanya pun saya enggak tahu. Cuma di sini memang enggak ada pakai nisan tadi. Ia tadi datang dibawa pakai peti. Tadi ada banyak polisi. Dari polsek pun masuk," ungkap Sabri.
Baca: Jenazah Penikam Polisi Batal Dimakamkan di Kampung Halamannya, Orangtuanya Juga Diusir Warga
"Tadi dimakamkan sekitar pukul 12.00 WIB sebelum azan. Tadi ada juga doa-doanya dari pihak keluarga. Proses pemakamannya sekitar 45 menit tadi, setelah itu langsung bubar," tambahnya.
"Tadi seusai disemayamkan, saya disuruh oleh anggota kepolisian yang berjaga-jaga, untuk menghilangkan jejak bekas petinya. Alhasil, saya bongkar peti bersama teman-teman untuk menghilangkan jejak,“ papar Sabri.
Jenazah Ardila Ramadan dimakamkan sekitar pukul 12.00 WIB. Pria yang sehari-hari berjualan jus ini dimakamkan setelah sebelumnya diautopsi di RS Bhayangkara, Sumatera Utara. (M Andimaz Kahfi/Joseph Wesly Ginting)