Pilpres 2019
Emak-emak Asal Bogor Ini Sibuk Berburu Calon Menantu di Sela Sidang MK, Targetnya Anggota TNI
Kehadirannya di kawasan Gedung MK hanya mencari sosok anggota TNI yang dianggap cocok menjadi calon menantunya.
PENGAMANAN dari TNI-Polri terus disiagakan di sekitar Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), tempat berlangsungnya sidang gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU).
Pengamanan dari personel TNI ternyata dimanfaatkan oleh massa aksi kawal sidang MK, untuk sekadar berfoto bersama hingga berbincang.
Namun, hal berbeda dilakukan seorang ibu asal Bogor bernama Rany Pribadi.
• Dampingi Suaminya Keluyuran, Istri Setya Novanto Tak Bakal Dipidana karena Alasan Ini
Ia justru sibuk mencari jodoh untuk anak perempuannya.
Sasaran Rany adalah anggota TNI yang tengah berjaga di sekitar Gedung MK.
Rany mengaku hanya sekadar lewat ke area lokasi aksi massa.
• KPU Minta MK Tolak Permohonan Prabowo-Sandi dan Tetapkan Jokowi-Maruf Amin Menang 85 Juta Suara
Ia bukan warga yang sengaja datang untuk ikut dalam aksi yang digagas oleh Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR).
"Sebenarnya saya mau ke RRI ada rapat. Nanti tanggal 22 Juni ada halalbihalal," kata Rany saat berbincang di kawasan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2019).
Kehadirannya di kawasan Gedung MK hanya mencari sosok anggota TNI yang dianggap cocok menjadi calon menantunya.
• Menkumham Sesalkan Aksi Setya Novanto Korbankan Orang Lain Lagi
Sebab, ia mengaku memikirkan anak perempuannya yang bernama Eris Gient, yang telah berusia 28 tahun.
Untuk itu, ia sengaja mencari menantu seorang tentara.
"Iya, niat banget (cari mantu tentara)," ungkap Rany.
• Ini Rute Transjakarta yang Dialihkan dan Diperpendek karena Ada Sidang Sengketa Pilpres di MK
"Dia terlalu sering sendirian, jadi mamanya khawatir. Anaknya mandiri banget," ungkap Rany.
Pencarian Rany tertuju ke Prada Gigih Wahyu Saputra dari TNI Angkatan Udara, yang jadi incarannya untuk dijodohkan dengan anaknya.
Rany jaga sempat menunjukkan foto sang anak kepada Prada Gigih.
• KPU Bilang Tautan Berita Tidak Bisa Jadi Alat Bukti, BW: Sama Saja Tak Mengakui Media