Aksi Terorisme

Bomber Pospam Kartasura Tak Mau Lanjutkan Studi karena Ada Mata Kuliah Pancasila

ROFIK Asharuddin, ternyata sempat mendaftar di PTN Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta dan diterima.

TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi
Mayat bomber tergeletak di depan Pos Pengamanan (Pospam) Tugu Kartasura di simpang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (3/6/2019). 

ROFIK Asharuddin, pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan (Pospam) Tugu Kartasura, Sukoharjo, ternyata sempat mendaftar di PTN Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta dan diterima.

Namun, pelaku tidak melanjutkan studi alias tidak melanjutkan kuliah di IAIN Surakarta.

"Memang sempat diterima, itu tahun 2016, tapi tidak sampai kuliah," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta Dr Syamsul Bakri, kepada TribunSolo.com, Selasa (4/6/2019) siang.

Mayoritas Pegawai BUMN dan ASN Pilih 02, Fadli Zon: Kok Jokowi-Maruf Amin Bisa Menang Ya?

"Dia saat itu memang sengaja tidak masuk dan tidak sampai Ospek juga," imbuh Syamsul.

Syamsul lantas menambahkan, pelaku tidak mau melanjutkan studi karena ada mata kuliah Pancasila.

"Dia tidak mau karena ada mata kuliah Pendidikan Pancasila di IAIN. Dirinya juga belum tercatat di daftar kelas," ungkapnya.

Mulai Besok Ada Diskon 10 Persen Jika Menyeberang dari Merak ke Bakauheni Pada Siang Hari

Karena belum masuk sebagai mahasiswa, alhasil pelaku tidak mendapatkan Kartu Rencana Studi (KRS).

Syamsul mendapatkan informasi tersebut, dari para alumni MAN 2 Surakarta, tempat pelaku pernah bersekolah.

"Saya dapat info pelaku tidak mau masuk kuliah karena mata kuliah itu dari teman-temannya sesama alumni MAN 2 Surakarta," jelasnya.

Kubu Jokowi Minta Prabowo Jelaskan Maksud Pergi ke Dubai dan Austria kepada Publik, Perlukah?

Seelumnya, Rofik Asharudin (22), terduga pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, disebut oleh sahabatnya mengalami perubahan drastis secara individu.

Hal tersebut diungkap Masil (19), teman sepermainan Rofik yang tinggal di Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Masil menyebut Rofik semakin jarang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

 Disebut Dapat Rp 70 Juta dari Kakanwil Kemenag Jatim, Menteri Agama: Saya Sungguh Sangat Terkejut

Namun, ia mengaku masih sesekali berkomunikasi dengan Rofik.

Ia juga mulai menyadari perubahan pada diri Rofik, yang mulai gemar menyaksikan video dokumentasi perang maupun aksi radikal di Timur Tengah.

"Ia mulai senang melihat video perang Suriah, termasuk pemenggalan kepala menggunakan handphone," ungkap Masil kepada TribunSolo.com, seusai penggeledahan di rumah Rofik, Selasa (4/6/2019) dini hari.

 Enam Fakta Aksi Usaha Bom Bunuh Diri di Pospam Kartasura, Kaki Pelaku Masih Bergerak Setelah Ledakan

Sumber: Tribun Solo
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved