Rupiah Anjlok
Harga Barang Elektronik di Kota Bekasi Naik hingga Rp 200.000 Dampak Rupiah Melemah
"Dibilang sepi ya memang sejak 2 bulan terakhir ini sepi. Mangkanya kita khawatir juga nih kalau kurs dollar AS tetap segitu."

"Kita pedagang si maunya rupiah bisa minimal Rp 14.000 lagi. Masih lumayan banyak kalau rupiah segitu. Ini kalau Rp 15.000 ribu, bisa turun pembelinya," kata Ronny.
"Soalnya kan elektronik bukan kebutuhan primer. Pembeli banyak urungkan niat beli elektronik," ucapnya lagi.
Baca: Kurs Rupiah Tembus Rp15.000 per Dolar AS, IHSG BEI Ikut Anjlok
Pemilik Toko Elektronik lainnya, Wijaya (47) juga mengalami penurunan jumlah penjualan barang-barang elektroniknhya.
Bahkan, selama dua hari terakhir ini, tidak ada yang membeli produk elektronik di tokonya.
"Berdampak sekali rupiah lemah gini. Kemarin saja saat dollar Rp 15.000, toko barang enggak ada yang keluar. Hari ini saja baru satu barang keluar," katanya.
Sementara Diki karyawan Toko Anugrah Elekronik di Kota Bekasi mengatakan bahwa di tokonya masih menggunakan harga lama, terutama untuk elektronik stok lama.
Namun, untuk stok produk elektronik terbaru harga sudah naik.
Baca: Dolar Naik, Pengusaha Tempe di Bekasi Ogah Naikkan Harga
"Dibilang sepi ya memang sejak 2 bulan terakhir ini sepi. Mangkanya kita khawatir juga nih kalau kurs dollar AS tetap segitu, kalau stok lama sudah keluar semua, harga pasti naik. Nah khawatir makin sepi pembeli," ujarnya.
Diki menilai tren penjualan elektronik semakin terjadi penurunan. Harapannya, harga rupiah terhadap dollar kembali Rp 13.000-Rp 14.000.
"Kalau saat dollar AS masih Rp 13.000 atau Rp 14.000 masih lumayan ramai pembeli. Bisa puluhan barang keluar. Semakin dollar AS enggak stabil jadi makin sepi pembeli," ujar Diki.
-
Sandiaga Uno Tukar Dolar ke Rupiah, Fadli Zon: Kurang Signifikan
-
Rupiah Anjlok, Perdagangan Emas di Pasar Minggu Masih Normal
-
Rupiah dan IHSG Anjlok, Pemerintah Disarankan Cabut Subsidi BBM dan Listrik
-
Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Perajin Tempe Belum Kepikiran Naikkan Harga
-
Surya Paloh Sebut Pelemahan Rupiah Berbeda dengan Krisis Ekonomi yang Terjadi pada 1998