Warta Pendidikan

Wamenaker RI Beberkan Tantangan dan Strategi Ketenagakerjaan Indonesia di Wisuda UMJ

Mayoritas pekerja merupakan lulusan SMP dan SMA, masing-masing mencapai 15,08 juta dan 31,05 juta jiwa.

Editor: Feryanto Hadi
Dok UMJ
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Wamenaker RI), Dr. Ir. H. Afriansyah Noor, M.Si., IPU saat memberikan sambutan di sela prosesi wisuda UMJ sesi ketiga di Auditorium K.H. Azhar Ahmad Basyir, MA. Gedung Cendekia UMJ, Minggu (23/11/2025). 

 

WARTAKOTALIVE.COM-- Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Wamenaker RI), Dr. Ir. H. Afriansyah Noor, M.Si., IPU menyampaikan kondisi, tantangan, dan strategi ketenagakerjaan Indonesia saat orasi ilmiah dalam prosesi wisuda UMJ sesi ketiga di Auditorium K.H. Azhar Ahmad Basyir, MA. Gedung Cendekia UMJ, Minggu (23/11/2025).

Dengan mengusung tema ”Transisi Dunia Pendidikan ke Dunia Kerja”, Afriansyah menyebutkan bahwa Indonesia memiliki penduduk usia kerja sebanyak 218,17 juta jiwa dengan 146,54 juta bekerja dan masih terdapat sekitar 7,46 juta jiwa pengangguran.

Mayoritas pekerja merupakan lulusan SMP dan SMA, masing-masing mencapai 15,08 juta dan 31,05 juta jiwa.

”Ini berarti sebagian besar tenaga kerja kita masih memiliki keterampilan dasar, padahal tuntutan pekerjaan hari ini sudah semakin berorientasi pada keterampilan teknis dan digital,” kata Wamenaker RI.

Ia juga menyebutkan sekitar 57,80 persen pekerja masih berada di sektor informal. Menurutnya, situasi ini menunjukkan perlunya percepatan peningkatan kompetensi, peningkatan sertifikasi keterampilan, dan penguatan layanan penempatan kerja.

Baca juga: Pakar Keuangan UMJ: Redenominasi Bisa Tingkatkan Kredibilitas Rupiah di Mata Global

Lebih lanjut, ia menyoroti tiga faktor global yang mendorong perubahanan dunia kerja, yaitu disrupsi digital dan AI, transisi hijau, dan perubahan demografi.

”Diperkirakan 170 juta pekerjaan baru akan tercipta pada 2030, tetapi 92 juta pekerjaan juga akan hilang karena otomatisasi dan digitalisasi,” ujarnya.

Selanjutnya, Afriansyah membeberkan tiga strategi dan program Kemenaker.

Strategi dan program tersebut diantaranya yaitu, optimalisasi ekosistem pelatihan vokasi nasional, kolaborasi lintas K/L, pemda, dan mitra pembangunan, serta mengorkestri ekosistem ketenagakerjaan agar lebih sinergis dan harmonis.

Baca juga: Di Kampus UMJ, Shaikh Mustafa Ceric Tegaskan Wasathiyah Islam Kunci Perdamaian Dunia

”Kemnaker telah menandatangani MoU dengan 20 kementerian/lembaga, 12 pemda, dan 35 mitra pembangunan. Kolaborasi ini mencakup pelatihan digital skill, wirausaha, green jobs, hilirisasi industri, agroforestry, hingga penyelarasan kurikulum vokasi,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyebutkan enam program strategis Kemenaker, yakni optimalisasi balai, optimalisasi SIAPKerja, program magang nasional, program peningkatan produktivitas nasional, hubungan industrial transformatif dan penegakan norma, dan optimalisasi barenbang ketenagakerjaan.

Pada bagian akhir orasinya, Afriansyah mengulas tantangan School-to-Work Transition.

Tantangan tersebut mencakup kesenjangan keterampilan, minimnya pengalaman kerja, kurangnya informasi pasar kerja, hingga ketimpangan wilayah.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan karir tidak hanya ditentukan oleh IPK, tetapi juga keterampilan teknis, kreativitas, portofolio, jejaring profesional, dan kemampuan adaptasi.

Sumber: WartaKota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved