Sains

Siap-siap Komet 3I/ATLAS Mendekat ke Bumi, Benarkah Pesawat Alien?

Keberadaan Komet 3I/ATLAS yang mendekat ke matahari menjadi perbincangan di masyarakat khususnya di kalangan penganut teori konspirasi.

Editor: Desy Selviany
NASA
KOMET 3I/ATLAS-Keberadaan Komet 3I/ATLAS yang mendekat ke matahari menjadi perbincangan di masyarakat khususnya di kalangan penganut teori konspirasi. 

WARTAKOTALIVE.COM - Keberadaan Komet 3I/ATLAS yang mendekat ke matahari menjadi perbincangan di masyarakat khususnya di kalangan penganut teori konspirasi.

Komet 3I/ATLAS menjadi target spekulasi ekstrem, termasuk teori konspirasi yang menuduh bahwa 3I/ATLAS adalah pesawat luar angkasa alien.

Para penganut teori konspirasi percaya pemerintah Amerika Serikat mencoba menyembunyikan bukti sifat aslinya. 

Terlebih disebutkan warna komet 3I/ATLAS telah berubah-ubah seiring waktu. 

Lalu benarkan komet 3I/ATLAS merupakan pesawat alien?

Spekulasi liar tentang komet 3I/ATLAS tersebut dibantah seorang postdoctoral fellow di Lowell Observatory di Arizona dan salah satu penulis studi tersebut Qicheng Zhang.

Zhang menegaskan bahwa tidak ada bukti perubahan warna berulang pada koma gas komet. 

"Kami tidak memiliki bukti untuk koma gas yang berubah warna," kata Qicheng Zhang seperti dikutip dari Kompas.com 

Zhang menjelaskan bahwa komet sering disebut "bola salju kotor" karena inti padatnya terbuat dari gas beku yang mengandung debu dan batuan. 

Ketika komet mendekati Matahari, gas beku ini menyublim menjadi gas, menciptakan lingkaran gas terang yang disebut "koma." 

Menurut Zhang, secara teknis, komet 3I/ATLAS hanya terlihat "berubah warna" sekali, yaitu ketika koma gasnya menjadi cerah saat komet mengeluarkan gas karena pemanasan Matahari awal tahun ini. 

Peristiwa ini sudah terjadi jauh sebelum laporan tentang "perubahan warna" yang dianggap baru muncul. 

"Sejauh yang kami tahu, komet hanya berubah warna sekali ketika koma gasnya pertama kali terlihat atau terang, dan sekarang masih seperti itu (hanya lebih terang)," ujar Zhang. 

Ia menambahkan bahwa pencerahan dan rona biru/hijau sudah mulai terlihat sejak awal September melalui foto-foto dari astronom amatir.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa koma gas kemungkinan besar masih ada dan berkontribusi secara substansial pada kecerahan keseluruhan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved