Ledakan di SMAN 72

Pemprov DKI Dukung Pembatasan Game Online Usai Ledakan di SMAN 72

Pemprov DKI Jakarta mendukung pembatasan game online bersenjata pasca ledakan di SMAN 72 untuk cegah bullying dan pengaruh negatif pada siswa.

imagui.eu via TribunJabar.id
LARANGAN GAME ONLINE - Foto Ilustrasi: Seorang anak main game online di ponsel. Pemprov DKI akan mendukung rencana pembatasan game online bersenjata, seperti PUBG, pasca ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. 

“Kita tidak bisa menutup mata bahwa game online sudah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak muda. Tapi jika sampai memicu hal-hal yang membahayakan, tentu negara harus hadir untuk mencari jalan keluar,” ujar Prabowo di Jakarta, Sabtu (8/11).

Ia menambahkan, pemerintah akan mengkaji langkah-langkah konkret untuk membatasi akses atau membuat regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan game daring yang berpotensi menimbulkan dampak buruk.

“Bukan soal melarang, tapi bagaimana menata agar generasi muda kita tidak kehilangan arah,” katanya.

Baca juga: Pramono Minta Seluruh Siswa SMAN 72 Jakarta Belajar Daring Mulai Hari Ini

Selain menyoroti soal game online, Prabowo juga menekankan pentingnya menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

Ia menilai, perubahan gaya hidup yang serba digital sering kali membuat interaksi sosial menurun dan empati antarwarga melemah.

“Bangsa ini dibangun dari gotong royong, dari saling peduli. Jangan sampai anak-anak kita kehilangan rasa itu hanya karena terlalu lama menatap layar,” ucapnya.

Kepada para pendidik, Prabowo berpesan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap perilaku siswa yang mencurigakan. Ia berharap sekolah menjadi ruang aman dan hangat bagi anak-anak, bukan tempat munculnya tragedi.

“Saya minta para guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik untuk lebih peka terhadap perubahan sikap anak-anak. Tugas kita bukan hanya mengajar, tapi juga membimbing dan menjaga mereka,” tegasnya.

Ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta menjadi peringatan bagi banyak pihak tentang pentingnya pengawasan, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.

Pemerintah, kata Prabowo, akan melibatkan berbagai kementerian untuk merumuskan kebijakan lintas sektor dalam menangani dampak sosial dan psikologis akibat pengaruh digital di kalangan remaja.

“Ini bukan sekadar soal satu peristiwa. Ini alarm bagi kita semua bahwa pengawasan dan pendidikan karakter harus diperkuat,” ujar Prabowo.

Kasus di SMAN 72 kini masih dalam penyelidikan kepolisian.

Namun pernyataan Presiden itu menandai langkah awal pemerintah dalam menata ulang arah pendidikan dan perlindungan anak di era digital. (Kompas.com)

 

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved