Berita Nasional
Purbaya Sebut Jokowi Ada Betul Sedikit Soal Proyek Kereta Cepat
Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa menyebut bahwa Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) benar sedikit soal pengadaan proyek kereta cepat.
Jokowi menegaskan masalah mendasar yang harus dipahami adalah krisis kemacetan parah yang sudah melanda kawasan metropolitan selama puluhan tahun.
Menurutnya, kerugian yang ditimbulkan oleh kemacetan jauh lebih besar daripada utang proyek.
"Kita harus tahu dulu masalahnya. Di Jakarta, kemacetan sudah parah, bahkan sejak 30-40 tahun lalu. Jabodetabek dan Bandung juga menghadapi kemacetan yang sangat parah," urai Jokowi.
Mantan Presiden ini kemudian menyebutkan angka kerugian negara akibat kemacetan yang fantastis:
Jakarta saja: sekitar Rp 65 triliun per tahun.
Jabodetabek plus Bandung: diperkirakan di atas Rp 100 triliun per tahun.
"Dari kemacetan itu, negara rugi secara hitung-hitungan," imbuhnya, menyiratkan bahwa pembangunan transportasi massal adalah investasi untuk mencegah kebocoran anggaran yang lebih besar.
Menurut Jokowi, Whoosh hanyalah salah satu instrumen di antara serangkaian pembangunan transportasi publik, seperti MRT, LRT, KRL, dan Kereta Bandara.
Semuanya memiliki satu tujuan utama: menggeser penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi massal.
"Tujuannya agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor ke transportasi massal, sehingga kerugian akibat kemacetan bisa dikurangi," jelasnya.
Dengan kata lain, proyek ini adalah upaya kolektif untuk menyelesaikan masalah kemacetan yang menggerogoti ekonomi nasional.
(Wartakotalive.com/DES/KompasTv)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.