Berita Nasional
Rangkuman Dirty Vote II O3, Keterlibatan China dan AS Dalam Pemilu Indonesia
Film dokumenter Dirty Vote II O3 garapan Dandhy Dwi Laksono belakangan menjadi perbincangan di media sosial.
WARTAKOTALIVE.COM - Film dokumenter Dirty Vote II O3 garapan Dandhy Dwi Laksono belakangan menjadi perbincangan di media sosial.
Film garapan wartawan investigasi Dandhy Laksono itu sudah ditonton 1,2 juta pengguna Youtube sejak diunggah Senin (20/10/2025).
Film dokumenter ini merupakan lanjutan dari film Dirty Vote yang dirilis Dandhy Laksono jelang Pilpres 2024.
Dari sinopsisnya di Youtube Dirty Vote o3 membuka dan membaca kartu-kartu politik oligarki yang selama ini tersembunyi di balik panggung kekuasaan.
Film tersebut memperlihatkan bagaimana sistem politik Indonesia perlahan dibajak, diatur sedemikian rupa agar selalu menguntungkan kelompok yang sama.
Di mana dari aturan, lembaga, hingga uang negara. Semuanya menjadi alat untuk mempertahankan kendali.
Selain ditonton 1,2 juta pengguna Youtube, film tersebut banyak diputar di acara-acara diskursus seperti sekolah hingga kampus.
Misalnya saja seorang guru SMA memutar film berdurasi 4 jam tersebut untuk mengedukasi para siswa tentang ancaman kecurangan politik di Pemilu Indonesia.
Baca juga: Kata Presiden Jokowi Soal Film Dirty Vote Usai Nyoblos di TPS 10 Gambir
Adapun rangkuman film tersebut hampir sama seperti Dirty Vote yang pertama.
Film Dirty Vote II O3 menjelaskan bagaimana pemimpin berkuasa saat ini merancang kecurangan untuk Pemilu 2029 berikutnya.
Di mana kekuatan otot, otak, ongkos menjadi tiga faktor utama yang mempengaruhi politik dan proses demokrasi di Indonesia.
Di mana Dandhy Laksono mengulas satu tahun Prabowo Subianto memimpin Indonesia dengan persiapan Pemilu 2029.
Dandhy menganalisis bagaimana kekuatan fisik, kecerdasan strategis, dan sumber daya finansial berperan dalam persaingan politik.
Film tersebut diperkuat dengan analisa para pakar ekonomi dan hukum.
Sama seperti Dirty Vote pertama, Dirty Vote kedua juga diperankan oleh pakar hukum tata negara Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar serta Feri Amsari.
Namun bedanya, di Dirty Vote II, Dandhy Laksono menghadirkan pengamat ekonomi muda Bhima Yudhistira.
Di bagian Bhima Yudhistira, pakar ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios) itu menjelaskan bagaimana instrumen ongkos dipakai penguasa saat ini untuk mendulang pundi di Pemilu 2029.
Tidak hanya sebatas politik dalam negeri, di filmnya kali ini, Dandhy Laksono menguraikan seberapa jauh keterlibatan asing dalam kontestasi Pemilu di Indonesia.
Khususnya hubungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dengan hubungan mesranya bersama Presiden RI Prabowo Subianto.
Dandhy Laksono menjelaskan bahwa film ini dibuat sebagai tuntutan masyarakat Indonesia agar dirinya bisa mengedukasi persiapan kecurangan politik jauh sebelum Pemilu 2029 dimulai.
Sehingga keterlambatan penayangan Dirty Vote pertama di Pilpres 2024 bisa lebih dini dicegah dengan penayangan film dokumenter yang tayang empat tahun sebelum Pilpres 2029.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.