Polemik Ijazah

Usai Temui Jokowi, Waketum Joman Andi Azwan Sebut Jokowi’s White Paper Karya RRT 'Buku Sampah'

Menurut Andi Azwan, salinan ijazah tersebut merupakan sebuah bukti bahwa ijazah Jokowi asli karena telah dilegalisasi UGM.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa/Warta Kota
BUKU SAMPAH - Wakil Ketua Umum Jokowi Mania, Andi Azwan menyebut buku berjudul Jokowi's White Paper sebagai buku sampah 

WARTAKOTALIVE.COM, SOLO - Kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) terus bergulir.

Bersamaan dengan berjalannya penyidikan, Dr Tifa, Roy Suryo dan Rismon Hasiholan Sianipar memperkenalkan sebuah buku barunya yang diberinya judul Jokowi’s White Paper

Buku bersampul putih itu dijelaskannya merupakan kajian digital forensic, telematika dan neuropolitika atas keabsahan dokumen dan perilaku kekuasaan.

Buku tersebut telah diperkenalkan di beberapa kota, salah satunya di Universitas Gajah Mada.

Buku itu disebut laris manis untuk cetakan pertamanya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Jokowi Mania (Joman), Andi Azwan menilai buku Jokowi’s White Paper merupakan buku sampah.

Hal ini bertentangan dengan pernyataan para penulis yang mengklaim buku ditulis secara akademis.

 “Buku ini buku sampah. Memang nggak ada data pembandingnya. Isinya kebencian. Kalau buku itu dibuat dengan unsur kebencian ya bukan karya ilmiah. Akademis dari mana. Ada nggak seorang akademis bicara seperti preman,” ungkap Andi Azwan ditemui di Solo pada Selasa (7/10/2025), dilansir dari Tribun Solo.

Salah satu penulis buku tersebut, Roy Suryo, semakin yakin ijazah Jokowi palsu setelah mengetahui salinan ijazah yang menjadi dasar penulisan buku dan salinan yang ia dapat dari KPU Pusat berasal dari sumber yang sama.

Andi Azwan pun menanggapinya dengan santai.

Menurutnya, salinan ijazah tersebut merupakan sebuah bukti bahwa ijazah Jokowi asli karena telah dilegalisasi UGM.

“Saya sih ketawa-ketawa aja. Bahwa ijazah beliau ada. Bahwa ijazah beliau memang diterbitkan UGM dan bahwa ijazah beliau asli karena ada legalisir. Masalah beliau mengatakan itu plot twist beliau,” tuturnya.

Andi mengaku baru saja bertemu dengan Mantan Presiden Jokowi di kediamannya, Selasa (7/10/2025).

Baca juga: Dapat Salinan Ijazah Jokowi dari KPU, Roy Suryo Gercep Datangi Bareskrim, Minta Kasus Dibuka Lagi

Menurutnya, meski menjadi isu yang hangat di publik, pertemuannya kali ini tidak banyak membahas hal ini.

Pihaknya lebih banyak membicarakan bagaimana para relawan solid mendukung pemerintah Prabowo-Gibran.

Ia mengaku dukungan ini diberikan tanpa ada intervensi dari pihak mana pun.

“Yang jelas saya dengan beliau tidak mempermasalahkan. Saya dengan beliau hanya melaporkan juga semua solid relawan Jokowi, relawan Prabowo-Gibran sangat solid. Kita semua terpanggil secara organik tidak diarahkan atau diorkestrasi oleh siapa pun. Kita berjuang karena hati nurani kita,” jelasnya.

Menurutnya, berbagai prestasi di masa kepemimpinan Jokowi kini dilanjutkan di masa kepemimpinan Prabowo.

 Ia pun mendukung program pemerintah sebagai kontribusi terhadap negara dan bangsa.

“Bagaimana kebaikan beliau terhadap masyarakat Indonesia yang dilanjutkan pemerintahan Prabowo dan Mas Gibran itu tetap kita dukung penuh full speed. Semua teman-teman relawan bekerja untuk membantu semua kegiatan pemerintah dapat terlaksana dengan baik,” tuturnya

Soft launching sempat tertunda

Soft launching buku berjudul  Jokowi's White Paper karya Roy Suryo, Rismon Hasiholan Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa berlangsung di UC Cofee Shop, Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (18/8) 

Acara ini sempat tertunda lantaran pihak Universitas Gajah Mada (UGM) tiba-tiba mendadak membatalkan penyewaan  Ruang Nusantara Gedung University Club (UC) UGM

Konferensi pers akhirnya dilakukan di area cafe

Namun, kegiatan konferensi pers tersebut juga sempat mengalami kendala

Saat kegiatan berlangsung, aliran listrik serta pendingin ruangan tiba-tiba dimatikan

Baca juga: Alasan UGM Mendadak Batalkan Kegiatan Launching Buku Jokowis White Paper Karya Rismon, Roy, Tifa

Seorang tim juga sempat berdebat diduga dengan pihak UGM atas digelarnya konferensi pers tersebut

Meski demikian, acara konferensi pers berhasil dilakukan hingga selesai

Pada kesempatan itu, RRT menjelaskan soal tujuan pembuatan buku tersebut

Mereka juga memastikan pembuatan buku dilakukan secara ilmiah

Mereka menyebut buktu itu berisi rangkuman bukti-bukti terkait ijazah palsu Jokowi.

Rangkuman Isi Buku Jokowi's White Paper

Pada peluncuran tersebut, Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Dokter Tifa, membeberkan rangkuman isi dari buku tersebut.

Roy mengatakan dalam buku tersebut, dituliskan awal mula akhirnya ijazah Jokowi dipermasalahkan dan berujung pada proses hukum pada saat ini.

Sosok yang juga merupakan eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengatakan kasus tersebut berawal dari pernyataan Jokowi yang mengaku memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di bawah tiga tetapi bisa lulus dari Fakultas Kehutanan UGM.

"Ada penjelasan tentang telematika tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 2013 yang mengawali semuanya ketika seseorang (Jokowi) mengaku lulusan UGM tetapi IPK-nya di bawah 3. Dan itu menimbulkan pertanyaan di masyarakat," jelas Roy, dikutip dari YouTube Refly Harun.

 Roy juga mengatakan, di dalam buku tersebut, turut dituliskan analisis ilmiah dari dirinya, Rismon, dan Dokter Tifa terkait ijazah Jokowi.

Baca juga: Kubu Jokowi Bantah Laporkan Abraham Samad soal Ijazah, Pemeriksaan di Polda Atas Inisiatif Polisi

Baca juga: Jokowi Dinilai Ngibul soal Pemesanan Esemka 6000 Unit, Penggugat: Yang Punya Tak Lebih dari 10 Orang

"Analisis ilmiahnya, ada ELA (Error Level Analysis), ada kemudian Dokter Rismon sangat dalam mengulas digital forensik. Kemudian, Dokter Tifa akan mengulas neuro politica dan tentang behavorial neuro science," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Rismon turut membeberkan tulisannya yang tertuang dalam buku tersebut soal analisisnya terkait ijazah Jokowi.

Pertama, Rismon menganalisis sebaran warna dalam ijazah Jokowi.

"Di situ dibuktikan tidak ada stempel di atas foto ijazah Joko Widodo. Itu confirm karena diperiksa nilai-nilai numerik yang merepresentasikan tiap piksel di setiap citra digital," ujarnya.

Kedua, Rismon turut menganalisis sebaran kompresi ijazah Jokowi yang tersedia dalam bentuk file berjenis .jpg.

Adapun dirinya menganalisis file tersebut dengan metode ELA. Sementara, file itu merupakan foto ijazah Jokowi yang diunggah oleh kader PSI, Dian Sandi Utama, di akun X pribadinya beberapa waktu lalu.

Dian sempat mengeklaim foto tersebut adalah ijazah asli milik Jokowi.

"Kita buktikan tidak asli. Kita membandingkan dengan tiga metode yaitu ELA dengan adaptive brightness scaling, ELA dengan CLAHE (Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization), dan overlapping detection."

"Jadi di sini, kita dapatkan sebaran-sebaran yang dicurigai merupakan tempelan-tempelan secara digital," kata Rismon.

Rismon mengungkapkan dari penelitian yang dilakukannya, ijazah Jokowi memiliki perbedaan dengan kepunyaan Frono Jiwo.

Frono Jiwo merupakan teman seangkatan Jokowi saat masih berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980.

Dia pun sempat membantah terkait tudingan bahwa ijazah Jokowi adalah palsu lewat rilis pers resmi dari UGM pada 21 Maret 2025 lalu.

"Dari metode yang diuji itu, memang terjadi perbedaan antara ijazah yang (milik) Frono Jiwo dan Jokowi. Jadi tidak identik dengan yang disampaikan oleh Dirtipidum (Bareskrim Polri)," katanya.

Sementara, Dokter Tifa menuliskan penelitiannya untuk meneliti Jokowi memakai metode neuro politica.

Menurut penjelasannya, metode tersebut digunakan untuk mengetahui cara berpikir dan perilaku seorang politikus atau pemimpin.

"Jadi pemimpin yang mungkin bukan lulusan sarjana bisa kelihatan dari gesturnya apakah layak disebut sarjana atau tidak. Itu ada ilmunya," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Dokter Tifa menjelaskan, buku yang berisi terkait Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) tersebut akan dijual mulai Rp250 ribu.

Sementara yang paling mahal akan dijual seharga Rp500 ribu.

Adapun, kata Dokter Tifa, hal yang membedakan antara kedua versi tersebut yaitu dari kertas yang digunakan.

"Kita buat cetak ada dua versi yaitu edisi collectible yaitu full color dan 700 halaman lalu penuh dengan gambar-gambar warna-warni, kertasnya premium. Kita jual seharga Rp500 ribu."

"Lalu ada versi yang lebih ekonomis agar semua masyarakat bisa memiliki, kertasnya black and white. Itu saja bedanya, kertasnya standar, kita jual Rp250 ribu," jelas Dokter Tifa.

Tifa juga mengungkapkan buku tersebut tak hanya diterbitkan di dalam negeri tetapi juga ke mancanegara.

"Buku ini akan beredar dengan cepat ke 25 negara. Unstoppable," ujarnya.

Tanggapan Projo

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum relawan Pro-Jokowi (Projo), Freddy Damanik, buka suara terkait peluncuran buku berjudul Jokowi's White Paper karya pakar telematika, Roy Suryo; pegiat media sosial, Tifauzia Tyassuma; dan ahli digital forensik sekaligus mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Sianipar.

Peluncuran buku setebal 700 halaman ini telah digelar di coffee shop University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DI Yogyakarta, pada Senin (18/8/2025).

Freddy mengaku pihaknya tidak keberatan atas peluncuran buku yang mengulas soal hasil penelitian terkait ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) tersebut.

 Namun, dia berharap agar konten dalam buku tersebut tidak berisi fitnah terhadap Jokowi. Freddy mengaku belum membaca buku tersebut.

Ia mengungkapkan, jika isinya mengandung fitnah, maka Roy Suryo cs justru bisa diproses hukum.

Roy Suryo cs merupakan terlapor dari kasus dugaan fitnah dan pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh Jokowi ke Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu.

Setelah dilaporkan, kasus tersebut sudah naik ke penyidikan. Selain Roy, Rismon, dan Dokter Tifa, ada sembilan terlapor lainnya yang sudah ditetapkan.

"Kita tidak dalam porsi atau hal untuk keberatan untuk itu (dibuatnya buku Jokowi's White Paper). Yang sampaikan adalah, nanti kan publik melihat justru ini mudah-mudahan tidak berisi fitnah."

 "Kalau berisi fitnah, tentu ini bisa menjadi proses pemberat sendiri di dalam proses hukum yang sedang berlangsung atau jangan-jangan ada proses hukum baru untuk itu," jelasnya, dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Senin sore.

Di sisi lain, Freddy menyebut akan membaca buku tersebut jika diberi oleh pihak Roy Suryo cs.

"Saya tidak berniat sekali untuk membaca sampai habis. Tapi kalau saya punya itu buku, ya nanti akan saya baca," ujarnya.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved