Ponpes Ambruk
Ponpes Al Khoziny Ambruk, Puluhan Santri Tewas, Marwan Dasopang: Pesantren dan Pemerintah Salah
Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menyatakan pemerintah turut bersalah atas tragedi ponpes Al Khoziny yang ambruk.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Publik sedang berduka atas ambruknya pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.
Sebab, akibat ponpes itu ambruk, nyawa puluhan santri melayang.
Publik pun menyalahi struktur bangunan ponpes Al Khoziny, yang terkesan asal-asalan.
Struktur bangunan ponpes yang tak memadai ini beredar di medsos, hingga banyak netizen berkomentar sinis.
Baca juga: Bencana Terbesar Tahun 2025, BNPB Catat Jumlah Korban Meninggal di Ponpes Al Khoziny Capai 50 Orang
Terkait ambruknya ponpes Al Khoziny, Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, buka suara.
Menurut Marwan, ambruknya ponpes Al Khoziny merupakan akibat dari lemahnya pengawasan dan kelalaian bersama antara pengelola pesantren dan pemerintah.
“Kalau diusut ya Pesantren salah, tapi pemerintah juga salah, tidak mengawasi. Ya termasuk juga kita-kita ini ya Komisi VIII kenapa tidak memberikan. Kira gitu ya,” kata Marwan dikutip dari Tribunnews.com, Senin (6/10/2025).
Ia menegaskan bahwa struktur bangunan pesantren yang roboh dipastikan tidak memenuhi standar keamanan.
Baca juga: Dua Jenazah Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Dimakamkan di Bangkalan
“Kalau kita bertanya apakah ini ada kesalahan kelalaian, tentu iya. Dapat dipastikan ya struktur bangunannya kurang memadai,” ujarnya.
Menurut Marwan, kelalaian tidak hanya terjadi di pihak pesantren, akan tetapi juga karena lemahnya pengawasan dari pemerintah daerah.
“Ini tidak saja kelalaian ada di pihak pesantren, yang punya otoritas mengatakan iya atau tidak bangunan itu kan memang ada petugasnya, sehingga dibutuhkan ada IMB,” katanya.
Menurutnya, selama ini banyak pesantren membangun fasilitas pendidikan tanpa pengawasan atau panduan dari pemerintah.
Baca juga: Pray for Ponpes Al Khoziny, Doa Para Pemain Basket Spensa untuk Korban Ponpes Al Khoziny
“Ternyata kita juga membiarkan itu, membiarkan pesantren membangun sendiri tanpa diawasi, tanpa diberikan panduan untuk membangun pesantren,” ucapnya.
Marwan menyampaikan apresiasi terhadap langkah cepat Presiden Prabowo Subianto yang telah memerintahkan jajaran kementerian untuk segera melakukan pendataan dan perbaikan infrastruktur pesantren.
Namun, kata Marwan, pihaknya juga mendorong pemerintah untuk melakukan pembenahan besar-besaran terhadap kondisi pesantren di seluruh Indonesia.
“Presiden juga sudah menyampaikan untuk segera dilakukan pendekatan terhadap pesantren, untuk pesantren-pesantren lain supaya tidak mengalami hal yang sama,” katanya.

“Kalau dalam penilaian dan kajian dari teknik sipil tidak memadai, segera dibenahin,” tambahnya.
Ia menyebut Komisi VIII bersama Kementerian Agama tengah membahas kemungkinan pemberian subsidi izin mendirikan bangunan (IMB) untuk pesantren.
Hal ini untuk memastikan bangunan keagamaan memenuhi standar konstruksi yang aman.
“Kami tadi sudah berbincang dengan Sekjen Kementerian Agama, kemungkinan kita akan membuat semacam beban pemerintah untuk memberikan subsidi IMB terhadap pesantren,” ucapnya.
“Kenapa begitu? Karena pesantren ini mau tidak mau, atau diakui tidak diakui, real ini mencerdaskan anak bangsa,” lanjutnya.
Marwan menegaskan pesantren telah berkontribusi besar dalam dunia pendidikan.
Sementara pemerintah belum mampu menyediakan fasilitas pendidikan yang merata di seluruh daerah.
“Nah, kalau ini ada masyarakat yang sudah memberikan dharma baktinya, tinggal memandu IMB, ya apa salahnya? Kami akan mengajukan itu,” tutupnya.
Gedung musala Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada 29 September 2025.
Saat kejadian ratusan santri sedang melaksanakan salat Asar berjamaah sekitar pukul 15.00 WIB di lantai 2.
Sementara di lantai tiga sedang dilakukan pengecoran atap.
Diduga beban cor semen membuat tiang penopang gagal menahan struktur.
Ratusan santri tertimpa reruntuhan, evakuasi berlangsung dramatis hingga saat ini.
Lebih dari 100 santri terdampak, 58 orang meninggal dunia, puluhan luka-luka (ringan hingga berat), dan ratusan lainnya berhasil diselamatkan oleh tim SAR gabungan (Basarnas, BPBD, TNI-Polri, relawan).
Penyebab ambruknya bangunan diduga karena konstruksi tidak sesuai standar.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.