Redenominasi Rupiah
Purbaya Akan Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, Efektif Cegah Korupsi, Begini Penjelasannya
Pengamat ekonomi Benny Batara mengatakan rencana Purbaya mengubah Rp 1.000 menjadi Rp 1 atau redenomisasi rupiah efektif cegah korupsi
Menurut Benny, ia lalu berencana membeli laptop yang ditawarkan karena murah dan masih bagus, walaupun bekas.
"Harganya diskon 70 persen. Bawalah gua duit cash mungkin sekitar 300 euro zaman itu. Transaksi di stasiun. Pas gua mau bayar, orang yang gua mau bayarin takut. Hah? Kenapa bayarnya cash? Saya enggak berani. Saya enggak berani," kata Benny menirukan orang yang menjual laptop kepadanya.
Benny menjelaskan membeli barang dengan cash di sana, membuat orang menjadi bertanya-tanya, dan mencurigai uang itu uang hasil kejahatan atau korupsi.
"Takut dia, karena dikira ini transaksi, uang apa ini? Uang haram, apa gua habis nodong, apa jual ganja kah? Takut dia. Jadi lu bayangin orang di sana takut gua mau bayar 300 euro cash. Takut karena sudah mentalitasnya, tidak bisa cash," papar Benny.
Bahkan kata Benny di supermarket di sana, dirinya mau membayar 50 euro sampai 100 euro ditolak.
"Enggak berani mereka. Mereka tanya apa ini? Lu mau cuci duit kah? Se-aware itu mereka. Nah di kita enggak ada, enggak ada ke sana. Kita aneh, konyol banget gitu," kata Benny.
Bahkan katanya di Indonesia untuk transaksi yang mencapai puluhan juta hingga ratusan juta dengan uang cash masih dianggap biasa, sehingga transaksinya tidak masuk ke sistem keuangan negara, sehingga tidak terkena pajak.
"Gua, di beberapa pasar di daerah NTT, orang beli sapi harga Rp 45 juta di pasar basah, pakai uang cash. Gila apaan ini gitu kan? Yang bener aja, pasti enggak bayar pajak ini orang. Yakin gua. Negara jadi rugi, karena enggak masuk sistem keuangan negara, enggak terdeteksi," tambah Benny.
Padahal menurut Benny, mereka membawa sapi itu dengan truk melewati fasilitas negara berupa jalan yang bagus dan diaspal.
"Mereka pakai fasilitas negara. Menikmati aspal yang mulus itu. Menikmati pelabuhan kapal pelni yang harganya di diskon. Tapi dia enggak bayar pajak," kata Benny.
"Jadi banyak juragan-juragan sapi, dengan omzet miliaran rupiah, enggak ada bayar pajak sama sekali. Aneh ya? Enggak bisa terdeteksi, karena duitnya di luar sistem keuangan negara," kata Benny.
Lalu dengan adanya rencana redenomisasi, maka sebagian pihak menilai akan banyak orang seperti juragan sapi menggunakan uangnya membeli emas atau menukarnya dengan mata uang asing untuk menghindari pajak.
Menurut Benny hal itu gampang dicegah dengan melakukan pembatasan pembelian.
"Satu bulan Antam tahan barang. Enggak ada masalah. Emas nilainya enggak busuk, enggak berkarat. Kita satu pintu nih emas kita di Antam, tutup keran enggak usah jual, tahan aja, ada masalah enggak? orang enggak makan emas juga, enggak bermasalah," katanya.
Hal yang sama kata Benny juga dilakukan di penukaran mata uang asing.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/PURBAYA-PANGKAS-RUPIAH.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.