Opini
Banyak Gerak Saat Bisa Bikin Lebih Pintar? Menelisik Esensi Gerak dalam Proses Pembelajaran
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa gerak yang terkoordinasi dapat meningkatkan fungsi kognitif.
"Banyak gerak bikin pintar?" Mungkin ini akan terdengar ironi di kalangan orang tua dan guru yang setiap hari menjadi gelisah melihat anak-anak mereka “joget-joget”
di depan layar handphone.
Pada zaman ini, "banyak gerak" justru identik dengan pikiran yang tidak fokus atau terdistraksi. Kita menyaksikan generasi yang lebih hafal 10 dance challenge terbaru daripada 10 ibu kota provinsi, lebih hafal 10 joget paling viral tahun ini daripada 10 negara di Asia Tenggara.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kita memiliki siswa yang lesu, lemas, dan lunglai saat jam pelajaran. Namun di lain sisi, kita memiliki siswa yang sama, yang mampu menghabiskan satu jam penuh energi hanya untuk menyempurnakan joget viral.
Otak yang seharusnya dilatih untuk fokus mendalam kini dibanjiri oleh kesenangan semu dari video sekian detik. Hasilnya? Siswa menjadi gelisah, sulit berkonsentrasi, dan otaknya "menolak" tugastugas berat saat pembelajaran.
Gerakan ini dianggap reaktif dan dangkal serta bahkan menimbulkan degradasi moral.Akan tetapi, di balik semua kritik yang valid itu, ada pertanyaan yang lebih esensial:
Mengapa otak kita begitu mendambakan gerak? Mungkinkah antusiasme besar pada 'joget' ini adalah sinyal bahwa kita telah mengabaikan satu kebutuhan dasar otak
dalam proses pembelajaran? Jangan-Jangan selama ini kita salah mendiagnosis tentang gerak dalam pembelajaran?
Sebuah Pandangan Baru
Para ilmuwan kini menemukan bahwa tubuh dan otak merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Gerakan fisik, yang selama ini dianggap sebagai "gangguan"
dalam belajar, ternyata memiliki peran krusial dalam memompa aliran darah ke otak, melepaskan zat kimia "kebahagiaan" yang esensial untuk memori, dan secara
harfiah membangun otak yang lebih kuat, yang meningkatkan fungsi kognitif sehingga akan berpengaruh dalam pembelajaran.
Yang menjadi pertanyaan, gerakan fisik yang seperti apa atau bagaimana yang dapat berperan pada otak?
Gerak ini yang Memiliki Manfaat
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa gerak yang terkoordinasi dapat meningkatkan fungsi kognitif. Gerak tersebut dikelompokkan menjadi gerak dengan
intensitas rendah, intensitas menengah, dan intensitas tinggi. Tentu pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran.
Pada pembelajaran misalnya, dapat menggunakan gerak intensitas rendah dengan mengambil jeda 1,5 – 2 menit atau 5 menit di tengah pembelajaran untuk peregangan.
Siswa dapat melakukan putar leher ke kanan ke kiri, memutar bahu, mengangkat tangat, memukulkan tangan kiri ke telapak tangan kanan dan sebaliknya, memasukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri dan sebaliknya.
Ini dapat dilakukan untuk mengembalikan fokus, meredakan ketegangan, membuat rileks tubuh sehingga akan dapat menguatkan konsentrasi dalam belajar.
Aktivitas gerak dengan intensitas sedang juga dapat diterapkan, misalnya dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik seperti berlari-lari kecil, melompat, maupun lari di tempat.
Waktu yang digunakan dapat 10-15 menit atau disesuaikan dengan kondisi. Aktivitas ini selain menjadi breaker positif pada pembelajaran juga mampu menumbuhkan interaksi sosial dengan teman sekelas.
| SAL dan SILPA: Perdebatan Imaginatif Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa |
|
|---|
| HUT ke-17 Partai Gerindra, Hendarsam Marantoko: Tampilkan Politik yang Berbeda |
|
|---|
| Revolusi Artificial Intelligence Dalam Praktik Keperawatan |
|
|---|
| Henti Jantung Mendadak: Mengapa Setiap Detik Berharga, Apa yang Dilakukan untuk Selamatkan Nyawa? |
|
|---|
| Program Makan Siang Gratis: Kisah Sukses atau …? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/pelajar-SMP.jpg)