Berita Jakarta

Cerita Thalia yang Bertekad Kembali ke Papua untuk Mengabdi Usai Resmi Raih Gelar Dokter

Aprilda Yulifa Thalia Thomas Karupukaro, gadis keturunan suku Kamoro - Toraja, menceritakan alasan jadi tenaga medis hingga perjuangan menjadi dokter.

Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
RAIH GELAR DOKTER - Aprilda Yulifa Thalia Thomas Karupukaro, seorang gadis keturunan suku Kamoro - Toraja, berhasil meraih gelar Dokter usai 6 tahun berjuang di bangku perkuliahan Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Selasa (4/11/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, PLUIT — Aprilda Yulifa Thalia Thomas Karupukaro, seorang gadis keturunan suku Kamoro - Toraja, berhasil meraih gelar Dokter usai 6 tahun berjuang di bangku perkuliahan Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Selasa (4/11/2025).

Diceritakan Thalia, dirinya bersekolah di Unika Atma Jaya sejak 2019 setelah mendapatkan beasiswa dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) PT Freeport Indonesia.

Menurutnya beasiswa tersebut didapat Thalia sejak 2013 saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) di Sulawesi Utara.

"Kemudian melanjutkan (seleksi beasiswa) di Unika Atma Jaya, Fakultas Kedokteran," kata Thalia saat ditemui di Unika Atma Jaya Kampus II, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa.

Wanita kelahiran 19 April 2001 itu berujar, motivasi awalnya menjadi seorang dokter adalah karena dirinya mengalami langsung sulitnya tenaga kesehatan di daerah pelosok seperti Sulawesi dan Papua.

"Masyarakat di sana itu sedikit sulit untuk mendapatkan akses kesehatan dan juga pemerataan, distribusi pemberdayaan kesehatan itu kurang. Jadi saya ingin hadir menjadi solusi untuk mereka semua," ungkap Thalia.

Karena itu, usai resmi menyandang gelar Dokter, Thalia berencana akan ikut internship selama 1-2 tahun, sebelum akhirnya mengambil spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT).

"THT itu menurut saya materinya belajarnya per-anatomi. Saya suka melihat langsung anatomi. Jadi lebih mudah untuk dipahami, bukan dihafal," jelasnya.

Baca juga: 23 Dokter Muda Unika Atma Jaya Jalani Sumpah, IDI Titip Pesan Agar Mau Mengabdi di Daerah Terpencil

Thalia berujar, bukan perkara mudah menyelesaikan studi kedokteran secara tepat waktu dengan tuntutan tugas yang sangat banyak. Terlebih, ia harus tinggal berjauhan dengan keluarga selama menempuh pendidikan di Jakarta.

Namun demikian, perempuan yang tinggal di Timika, Papua itu bersyukur bisa memenuhi harapan banyak orang. Termasuk, perusahaan yang telah memberikannya kucuran dana pendidikan sekaligus tempat tinggal selama bersekolah.

"Saya (datang) dari pesisir, sebenarnya lebih kayak masyarakat itu kalau mau ke kota itu harus melalui perahu dulu. Belum lagi uang bensinnya, belum lagi nanti dari pelabuhan ke rumah sakit harus ada biaya taksi," ujarnya mengungkap kesulitan akses kesehatan di wilayah Papua.

"Jadi kayak tidak seberapa dengan penghasilan yang ada, sehingga kenapa tidak kalau misalnya saya yang ke sana (mengabdi)," imbuhnya.

Sementara itu, ibu Thalia bernama Nur Ihfa Karupokaro menuturkan bahwa putrinya adalah Dokter pertama di keluarganya.

Karena itu, Ihfa mengaku bengga dengan pencapaian yang diraih Thalia setelah menempuh pendidikan selama 6 tahun.

"Jadi memang kami sendiri mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada PT Freeport, YPMAK, dan juga Binterbusih (Yayasan Bina Teruna Bangsa dan Usaha Ikhlas) yang sudah mendampingi selama pendidikan," kata Ihfa.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved