Berita Nasional

Sebelum Datangi Polda Metro, Tim Siber TNI Klaim Sudah Coba Hubungi Ferry Irwandi, tapi Tak Dijawab

Sebelum berkonsultasi dengan kepolisian, Satuan Siber TNI mengaku telah mencoba menghubungi Ferry Irwandi

|
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Ramadhan LQ
DATANGI POLDA METRO- Sejumlah perwira TNI mendatangi Polda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025). Kedatangan mereka guna berkonsultasi terkait dugaan tindak pidana yang melibatkan CEO Malaka Project, Ferry Irwandi. 

Ferry mempersilakan siapapun mencoba sendiri mungkin dengan handphone lewat google.

"Ini cara paling simpel deh, di TikTok, Google, by date 25 Agustus, sebelumnya hashtag bubarkan DPR, lihat afiliasi orang-orang itu. Siapa yang dia dukung, instansi mana yang dia dukung, instansi mana yang tidak dia dukung, siapa yang dia serang. That's it," kata Ferry.

Menurut Ferry akan ketemu akun-akun yang kemungkinan berada dibalik demo rusuh.

"Akun-akunnya simpel kok. Dan jawabannya adalah I don't know. Silakan cari tahu sendiri teman-teman. Pintar kok. Bapak, Ibu lebih pintarlah dari saya," kata Ferry.

"Anda mengatakan mereka yang selama ini dukung pemerintah?" tanya Aiman.

"Enggak. Saya enggak bilang apakah mereka benar-benar didalangi atau tidak, tapi kalau belajar, kalau kita ingin mencari tahu, benar-benar mencari tahu, enggak usah pakai kata yang berbunga-bunga atau kata-kata sophisticated lah. Langsung kayak gitu aja udah ketemu kok," ujar Ferry.

Ferry menjelaskan dengan cara sederhananya itu, ia ingin mengatakan berani menjamin ketika itu semua orang mencari tahu 25 Agustus hashtag bubarkan DPR di TikTok atau X akan mendapatkan akun yang dimaksud dalam waktu kurang dari 5 menit.

"Nah, ketika orang-orang, akun-akun ini diperiksa dan mereka bisa tidak terbukti, saya siap menerima konsekuensinya. Hari ini saya di penjara juga enggak masalah. Saya sudah kecukupan, untuk hidup. Istri saya sudah cukup," kata Ferry.

"Nah di situ aparat bisa cari tuh bisa tracking. Bukan berarti mereka (dalang rusuh). Tapi seenggaknya ada satu jalur yang kebuka. Nah dari situ aliran dana bisa dilihat," kata Ferry.

Namun jika ternyata menurut Ferry dari petunjuknya tidak bisa ditemukan jaringan dalang demo rusuh, atau hanya kebetulan saja, ia siap menanggung konsekuensinya.

"Saya bicara di ini di TV nasional, saya bicara di media sosial, di penjara bukan hal yang menakutkan buat saya. Oke. Kalau pemerintah memang mau nyari dalangnya," kata Ferry.

Ferry juga mengkritisi pemerintah yang menyebut nama Riza Chalid atau mafia dibalik aksi demo rusuh tanpa ada dasarnya.

"Basisnya apa? Itu kan kita perlu tahu dan kita enggak lagi terkesima dan enggak lagi terpukau dengan kata-kata yang sophisticated. Tidak. Kita butuh tahu basisnya apa," kata Ferry.

Menurutnya, semua petunjuk dalang atau otak demo anarkos bisa ditelisik dan dilihat dari tracking di media sosial.

"Dan saya jujur saya belum tahu dan saya juga enggak tahu siapa (dalang demo rusuh-red). Tapi bisa dilihat di media sosial. Misalnya orang ketemu siapa, postingannya apa, yang bergerak siapa. It's not a rocket science. Enggak butuh jadi BIN untuk paham," kata Ferry.

Ferry menjelaskan dengan didapatinya akun-akun yang diketahui menyebarkan isu demo bubarkan DPR sebelum 25 Agustus, bukan berarti mereka bagian dari jaringan dalang atau otak demo rusuh.

"Bukan berarti mereka yang melakukan, tapi mereka bisa jadi orang-orang yang diperiksa nantinya. Bahan awal. Seharusnya kan intelijen bekerja seperti itu ya. Tapi kalau cuma nyebut nama-nama luar aja atau apa ya, semua orang juga gampang," kata Ferry.

Ferry lalu mempertajam trackingnya soal dalang demo rusuh, dengan laptop yang ada di depannya.

"Yang mau saya sampaikan adalah kalau mau mencari dalang, ya tinggal aja di TikTok ketik bubarkan DPR. Semua postingan di tanggal 25 kita tinggal lihat. Ke mana arahnya," ujar Ferry.

Baca juga: Ahmad Sahroni Dituding Biang Kerok Kekacauan dan Tewasnya Driver Ojol, Ferry Irwandi: Mulut Sampah

Dari sana kata Ferry bisa dilihat siapa yang mengorganisir agar terealisasinya demo bubarkan DPR di tanggal 25 Agustus.

"Misalnya satu video ini, satu video ini kan tanggal 25 Agustus. Ini kan it's not a rocket science gitu loh untuk nyari. Misalnya ini video Gibran Pro Masyarakat bubarkan DPR, misal, saya tidak tahu ya," kata Ferry.

Ia kemudian mempertanyakan apakah cuma sekali video Gibran terkait bubarkan DPR? 

"Oh, tidak. Ternyata ada satu lagi. Oke, ada lagi. Oh, masih. Gibran melihat joget-joget. Nah, ini tipikalnya kayak gini. Apakah Gibran? (dalang demo rusuh-red) Tidak. Belum tentu. Cuma..Saya percaya. Saya percaya pemerintah solid. Saya percaya pemerintah solid. Setuju enggak?" papar Ferry.

Menurut Ferry ada kemungkinan banyak akun bersamaan di satu video yang sama.

"Mungkin ribuan itu video yang sama, tipikal dari akun akun anonim. Itu tugas intelijen. Yang saya temukan videonya sama sih ya. Polanya sama, pakai pola One Piece gitu. Terus Fufu Fafa lepaskan aku," kata Ferry.

Ferry menjelaskan di TikTok susah mencari akun anonim, tapi di X jelas.

"Karena bisa ditracking semua dan bisa menimbukan kepanikan luar biasa. Bahkan ada yang mau melaporkan saya ke hukum. Saya tunggu betul itu. Berarti kan bisa dibuka semuanya," kata Ferry.

"Dan Anda yakin dengan data anda?" tanya Aiman.

Ferry mengaku banyak ketakutannya di dunia ini.

"Tapi dua hal yang saya tidak takuti. Mati dan dipenjara. Saya takut istri saya enggak ngelihat saya ganteng lagi. Saya takut anak saya lupa sama saya. Saya takut anak saya tinggal di negara yang tidak benar. Saya takut anak saya tinggal di negara yang miskin," kata Ferry.

Menurut Ferry anak-anak muda saat ini luar biasa.

"Kemarin mereka di Borneo, ketika aksi demo terjadi mereka yang bersihin sendiri. Critical thinking mereka luar biasa sekali. Kita benar-benar ada di generasi emas," kata Ferry.

Generasi emas ini, kata Ferry dihasilkan bukan dari pemerintah yang baik, tapi dari akses internet yang luar biasa.

"Mereka sangat terbuka sama data. Nah, kita sudah punya bonus demografi nih. Kalau pemerintah kita enggak benar, gila enggak sih bonus demografi jadi negara pertama yang gagal menjalankan bonus demografi? Artinya apa? Artinya di sini kita bersuara, di sini kita berbicara, dalang segala macam itu bisa kita selesaikan nanti," kata Ferry.

Tapi, kata Ferry, apa evaluasi yang bisa dilakukan pemerintah? 

"Kenapa enggak di sini? Apa salahnya? Satu permintaan maaf tidak akan melukai harga diri seseorang. Betul. satu perbaikan mungkin menyelamatkan banyak nyawa orang lain. Ngomong RUU perampasan aset, oke good. Tapi UU perlindungan rumah tangga kita juga perlu diproses," papar Ferry.

Menurut Ferry menemukan dalang atau tidak di demo rusuh itu urusan kedua.

"Urusan pertama gimana pemerintah bisa berbenah. Karena balik lagi dari penjelasan saya di awal, mau siapapun dalangnya kalau pemerintah berjalan dengan baik, masyarakat akan support itu," ujar Ferry.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved