Pengeroyokan

Ingin Tuntas, Polisi Libatkan KPAD dan DP3A untuk Penanganan Pelajar yang Dikeroyok

Polres Metro Bekasi Kota ingin tntas dalam menangani kasus pengeroyokan yang dialami pelajar SMA, karena itu dilibatkan lintas instansi.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Valentino Verry
Dok Pribadi
DUGAAN PENGEROYOKAN - Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu saat memaparkan kronologi penanganan perkara pengeroyokan di kawasan Bojong Menteng, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (20/11/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Polres Metro Bekasi Kota merespons kasus seorang pelajar laki-laki berinisial MP alias J (17) yang menjadi korban pengeroyokan di Perumahan Bojong Menteng, Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu membenarkan adanya peristiwa tersebut.

"Bahwa benar ada kejadian tersebut dan terhadap kejadian tersebut pelapor sudah membuat Laporan Polisi (LP) dan sudah kami tindaklanjuti," kata Braiel, Jumat (21/11/2025).

Baca juga: Terluka di Punggung, Pengacara Diduga Dikeroyok dan Ditembak Orang Tak Dikenal di Tanah Abang Jakpus

Baca juga: Terluka di Leher dan Tulang Rusuk, Pelajar Diduga Jadi Korban Pengeroyokan di Bojong Menteng Bekasi

Braiel menjelaskan tindak lanjut yang telah dilakukan pihaknya di antaranya dengan mengantarkan MP ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kora Bekasi untuk dilakukan visum.

Lalu MP juga sudah dimintai keterangan oleh pihaknya.

"Saya menyampaikan bahwa perkara ini masih dalam penyelidikan dan kemudian dalam menangani perkara ini kami melibatkan psikolog dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) karena terkait dengan anak," jelasnya.

Kronologi Kejadian Versi Orangtua MP

Diketahui sebelumnya, Ibu dari MP, Janih mengatakan dugaan pengeroyokan sebelumnya terjadi pada Rabu (19/11/2025) malam.

Sebelum peristiwa itu diketahui, MP sempat berpamitan kepadanya untuk membeli umpan makanan ikan sekira pukul 16.00 WIB.

Namun hingga sekira pukul 18.00 WIB, MP tidak kunjung kembali pulang ke kediaman.

Hal itu membuat Janih khawatir, terlebih ia juga tidak dapat menghubungi MP melalui ponsel genggam atau gawai.

"Saya dapat feeling itu anak kenapa kenapa, biasanya anak saya itu paling cepat respon, kalau ditelepon langsung diangkat tapi saya telepon waktu itu sampai 10 kali di sepupunya itu tidak diangkat, terakhir 30 menit sesudahnya ditelfon lagi tidak diangkat juga," kata Janih, Kamis (20/11/2025).

Janih menjelaskan MP kemudian kembali ke kediaman usai 15 menit pihak keluarga menghubungi panggilan terakhir.

Sesampainya di kediaman, Janih justru histeris lantaran MP tiba sembari menangis dan merintih kesakitan.

"Anak saya pulang dan dia bilang 'Mama sakit, Mama tidak kuat, Mama abang mau dibunuh orang, kayak benar shock dan tidak bisa ngomong anak saya," jelasnya.

Janih menuturkan usai menunggu kondisi MP tenang, ia kemudian bertanya terkait kronologi atau alasan mengapa bersikap seperti itu.

Berdasarkan jawaban, MP rupanya mengaku dikeroyok oleh sejumlah orang.

Diduga dua dari empat pelaku pengeroyok adalah kakak kelas MP di sekolah.

"Masalahnya kata anak saya itu salah paham, satu orang pelaku cemburu karena anak saya follow-followan sama mantan pacarnya, padahal cuma temenan aja, dari situ baru anak saya diajak ketemu di warkop, dan abis itu dibawa ke tempat sepi langsung dikeroyok," tuturnya.

Janih menyampaikan usai diduga kejadian, MP mengaku mengeluhkan sakit pada bagian leher, dan tulang iga.

Selain mengeluhkan sakit, MP juga mengatakan kepada Jani takut untuk berangkat ke sekolah lantaran trauma mendalam.

"Luka bagian leher belakang sebelah kanan karena dipukul dua kali dan sama bagian iga belakang sebelah kiri dan sekarang ini anak saya juga ngerasain dadanya itu nyesek," ucapnya. 

 

Sumber: WartaKota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved