Sebenarnya, Pendeta Gilbert juga sudah menyampaikan permohonan maafnya kepada MUI Pusat, hanya saja kata Danny ia ingin menyampaikan secara langsung di lapangan.
Makassar dipilih sebagai lokasi atau titik permohonan maaf untuk seluruh umat Islam.
"Beliau sampaikan sebenarnya kenapa dia mau ke sini, dia tidak enak kalau hanya permohonan maaf secara elit di pusat," tutur Danny.
"Dia ingin langsung (minta maaf) di lapangan dan dia memilih Makassar. Cuman saya mohon maaf sama pak Pendeta kita cari waktu yang tepat," paparnya.
Kasus ini pun berbuntut panjang, Pendeta Gilbert dilaporkan ke Polda Metro Jaya buntut khotbahnya tersebut.
Adanya laporan itu dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi.
Ade Ary menuturkan, Pendeta Gilbert dilaporkan atas kasus dugaan penistaan agama.
"Benar, laporan diterima tanggal 16 April 2024 tentang dugaan penistaan agama," ujarnya saat dihubungi, Rabu (17/4/2024).
Ia mengatakan, kasus tersebut kini ditangani Subdit Kamneg (Keamanan Negara) Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Diberitakan Warta Kota sebelumnya, pendeta Gilbert Lumoindong, bikin gaduh saat libur lebaran ini.
Viral di medsos ledekan Gilbert Lumoindong soal zakat dan salat.
Tentu ini sangat sensitif, karena menyinggung pemeluk agama Islam.
Pernyataan yang dibungkus dalam sebuah lelucon ini, Gilbert Lumoindong sampaikan saat khotbah.
Mulanya Gilbert Lumoindong menyindir zakat sebesar 2,5 persen dari harta untuk menyucikan harta.
"Sebelum sembahyang (salat) Islam diwajibkan cuci semuanya, saya bilang lu itu dua setengah. Gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, tapi sudah disucikan oleh darah Yesus," katanya disambut tawa jemaat Protestan.