Oleh karena rumah Maemunah berada di paling bawah, jadilah dia merasakan imbas dari semua itu.
"Dari mulai wastafel ibu sampai lantai lima, itu kamar mandi," jelasnya.
Meskipun demikian, belum lama ini ada perbaikan pipa air yang mengalir di atap rumahnya itu.
Hal itu sebagaimana disampaikan suami Maemunah, Wahyu (65) saat ditemui di lokasi, Minggu.
"Contoh pipa air. Sebelumnya kan besi pada karatan bocor, karena waktu itu fasilitas awal (masuk ke rusunawa) belum ada air kan, karena kami kena bencana alam banjir, jadi enggak bisa ditempatin," kata Wahyu.
"Itu akhirnya pengelola pintar dibikinlah air waduk jadi air bersih, dipakailah pipa besi, namanya pipa besi lama-lama karatan, jebol," imbuhnya.
Menurutnya, warga perlu menunggu satu atau dua bulan agar kerusakan seperti itu bisa dibenahi.
Hal tersebut lantaran proses pengadaan barangnya seperti paralon, meteran, dan lain sebagainya cukup lama.
"Karena banyak pipa itu mengeluarkan air dari lantai sampai lantai dasar, ya tanggap juga diganti (pipanya)," jelas dia.
Adapun mengenai pipa besi yang berkarat, Warta Kota juga menemukan beberapa bagian lain yang rusak di Rusunawa Muara Baru.
Misalnya pada cat tembok rusun yang sudah terkelupas dan retak-retak, pipa saluran air vertikal yang sudah berlumut dan karatan, serta teras-teras penyangga bangunan yang sudah bolong-bolong.
Bahkan bolongan itu nampak setinggi lebih dari 10 centimeter.
Tak hanya itu, di dekat tempat pembuangan sampah, nampak puluhan karung-karung besar berisi botol-botol plastik dan kardus, menupuk jadi satu.
Di dekatnya, mata dapat melihat bahwa ada sebuah ruangan berpintu hitam yang bagian bawahnya sudah keropos.
Sehingga, ada lubang yang sangat besar di bawah ruangan tersebut.