Kerap kali dijumpai sejumlah coretan yang bercampur tanah merah, menghiasi seisi tembok tersebut.
Bahkan, salah satu tembok yang berada di seberang bangunan Blok D nampak pecah dan tercukil.
Jalanan di sekitar lorong rusun juga kerap kali berserakan sampah.
Bahkan, di dekat tangga ada sejumlah warga yang menggelar tikar dan menyimpan perabotannya.
Hal itu menambah kesan pengap kala melintas di area tersebut.
Menurut salah seorang warga, Maemunah (53) Rusunawa Muara Baru itu belum pernah dilakukan peremajaan sejak 2013 lalu, kala warga digusur dari kampung Waduk Pluit.
"Enggak ada ambruk, kemarin kanopi atas robek sedikit kami lapor pengelola, dalam jangka satu minggu dua minggu dirapihin. Cuma kalau pengecetan, peremajaan dalam jangka 10 tahun baru sekali," kata Maemunah saat ditemui Warta Kota di Blok D Rusunawa Muara Baru, Pluit, Jakarta Utara, Minggu.
Hal itulah yang menurut Maemunah membuat Rusunawa Muara Baru nampak usang dan tak terawat.
Ditambah lagi, lanjut dia, para warga kerap membuang sampah sembarangan meski sudah berkali-kali dibersihkan.
Akan tetapi, dia yang tinggal di lantai dasar Blok D itu, merasakan ketidaknyamanan lantaran rumahnya kerap bocor akibat air kamar mandi warga dari atas rembes hingga ke bawah rumahnya.
Kepada Warta Kota, Maemunah menunjukkan potret kebocoran yang dimaksud itu.
Dari yang nampak di lokasi, kebocoran itu berada di bagian dapur, dekat rak piring dan wastafel.
Jejak kebocoran itu nampak berwarna cokelat kehitaman yang pekat turun dari tembok atas dekat pipa paralon.
"Jadi ini percuma, kalau ibu tutup pun dari bawah, ditambal-tambal, dipakaikan keramik atau apa, kalau di atasnya enggak dibenerin kan otomatis (bocor)," kata Maemunah.
Pasalnya dia berujar, titik kebocoran itu berada tepat di bawah kamar mandi warga dari lantai lima yang mengalir terus ke bawah.