WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat memberikan wejangan kepada putra bungsu Presiden Jokowi Kaesang Pangarep yang kabarnya masuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Seperti dimuat live Facebook Kompas.com Kamis (21/9/2023) Djarot mengaku belum mengetahui betul terkait isu bergabungnya Kaesang Pangarep ke PSI.
Namun, sebagai Politisi yang sudah puluhan tahun di politik, Djarot pun memberikan wejangan kepada Kaesang Pangarep.
Kata Djarot, Kaesang diharapkan turut mengevaluasi dan mempelajari ideologi dari partai tersebut.
Apakah ideologi yang diusung partai tersebut bisa diterjemahkan ke dalam program perjuangan partai atau tidak.
Selain itu, evaluasi dan pelajari tata kelola organisasi partai juga tidak kalah pentingnya.
Misalnya saja apakah partai tersebut ke depannya menjadi partai sehat atau hanya partai elektoral yang berbasis ke pencitraan.
“Bisa juga dilihat dievaluasi pelajari bagaimana tata kelola organisasi partai, apa dia ke depan akan menjadi partai yang sehat atau justru dia hanya partai elektoral yang berbasis pada pencitraan,” saran Djarot.
Baca juga: Pengamat Cium Kejanggalan, Sama-sama di Koalisi Perubahan tapi Ada Demarkasi Antara PKS dan NasDem
Baca juga: PSI Tunggu Prabowo Subianto Tentukan Cawapres sebelum Resmi Labuhkan Dukungan
Kata pengamat
Sebelumnya, Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin, menilai kabar bergabungnya Kaesang ke PSI bukan hanya sekadar gimik belaka.
Sebab, dia menduga ada ketidaknyamanan keluarga Jokowi dengan PDIP.
Baca juga: Gibran Yakin Siluet dan Suara di Video Mawar Bukan Sosok Kaesang, PSI Harus Menjelaskan
"Bisa jadi keluarga Jokowi di PDIP mungkin ada ketidaknyamanan, sehingga ya tadi pilihan Kaesang untuk menjadi Ketua Umum PSI bisa saja diambil," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (21/9/2023).
Terkait adanya larangan satu keluarga beda parpol di PDIP, Ujang berpendapat hal itu tergantung bagaimana ketegasan sikap dari partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
Ujang mencontohkan soal penegakan aturan organisasi PDIP yang tegas pada kader PDIP yang menjadi Gubernur Maluku Utara Murad Ismail.
Menurutnya, Murad dipecat PDIP karena istrinya bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).