WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Para tokoh partai politik semakin masif memasang baliho, untuk mengerek elektabilitas dan popularitas jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai, langkah itu tetap tak menjadi jaminan dapat merebut hati pemilih di hajatan lima tahunan.
Menurutnya, manuver tokoh partai politik memasang poster besar di jalan-jalan supaya dapat memenangkan pilpres, dapat diprediksi kontestasi politik pada 2024 ada dua kelompok.
Baca juga: Moeldoko: Covid-19 Seperti Balon, Tekan di Sini Muncul di Sana
Yakni, capres baliho dan capres berbasis kinerja.
"Sulit menghentikan perlombaan pembuatan baliho ini, semuanya ingin menang."
"Untuk mendapatkan popularitas bisa dilakukan dengan dua hal."
Baca juga: Pimpinan KPK Tiga Kali Membangkang Soal Nasib Pegawai, Novel Baswedan Berharap Jokowi Tak Diam
"Pertama dengan memobilisasi iklan, sekarang baliho, nanti iklan di Medsos, elektronik, tinggal menunggu waktu itu akan muncul."
"Kedua, berbasis pada kinerja," kata Ray Rangkuti ketika dikonfirmasi Tribunnews, Jumat (6/8/2021).
"Saya menyebut perlombaan capres ini dalam dua varian, capres baliho dan capres berbasis kinerja," imbuh Ray.
Baca juga: Pinangki Dipecat, Fasilitas Negara yang Sempat Dipakai Ditarik Kejaksaan Agung
Ray lantas menjelaskan beda ciri-ciri capres baliho dan capres berbasis kinerja.
Menurutnya, capres baliho yang sering dilihat oleh masyarakat saat ini adalah para politikus yang sudah memasang baliho di sejumlah daerah.
"Umumnya datang dari parpol, ketua-ketua parpol, dan sebagian besar mereka ikut di dalam koalisi Pak Jokowi," tutur pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Baca juga: Sempat di Atas 90 Persen pada Juni, Kini BOR di RSDC Wisma Atlet Turun Drastis Jadi 25 Persen
Sedangkan capres berbasis kinerja datang dari para gubernur di Indonesia yang digadang-gadang bakal nyapres di 2024.
Selain itu, sambung tokoh pergerakan mahasiswa 1998 ini, capres berbasis kinerja juga datang dari para tokoh nasional yang akan maju lewat jalur independen pada pilpres nanti.
"Bahkan ada yang enggak punya partai, dan tokoh-tokoh nasional yang muncul dari pergulatan harian mereka dengan masyarakat."
Baca juga: Keberatan Atas Laporan dan Rekomendasi Ombudsman, Nurul Ghufron: Atasan KPK Langit-langit, Lampu