WARTAKOTALIVE, CILANDAK - Jenazah Soerjadi Soedirdja disemayamkan di rumah duka di Jalan MPR 2 No 8 A, Gaharu, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (3/8/2021).
Rumah duka kedatangan jenazah Soerjadi pada pukul 13.53 WIB, dari Rumah Sakit Mayapada Jakarta.
Menantu Soerjadi, Rachman Muchtar (60) mengungkapkan, jenazah akan dimakamkan pukul 16.00 WIB di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Baca juga: Kembali Perpanjang PPKM Level 4, Jokowi: Kita Tidak Bisa Buat Kebijakan Sama dalam Durasi Panjang
“Jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada pukul 16.00 WIB,” katanya kepada wartawan, Selasa (3/8/2021) siang.
Rumah duka tampak ramai dikunjungi pelayat.
Pantauan Wartakotalive di lokasi pukul 13.35 WIB, tampak juga pejabat pemerintah pusat dan daerah yang hadir.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Izinkan Ibu Hamil Divaksin Covid-19, Bakal Pakai Pfizer, Moderna, dan Sinovac
Seperti, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji.
Anies datang ke rumah duka pada pukul 14.00 WIB, tak berselang lama Tito datang pada pukul 14.02 WIB.
Karangan bunga berjejer di teras rumah duka Soerjadi. Sejumlah tokoh menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Soerjadi.
Baca juga: Yakin Sertifikat Vaksin Covid-19 Tak Bisa Dipalsukan, Wagub DKI: Kan Ada QR Code
Mulai dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo hingga Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono.
Soerjadi Soedirdja meninggal dunia pada Selasa (3/8/2021) pukul 10.35 WIB.
Rachman Muchtar mengatakan, mertuanya dibawa ke rumah sakit pada Senin (2/8/2021) pagi, dalam kondisi tidak sadar.
Baca juga: Ini Syarat Ibu Hamil Bisa Divaksin Covid-19, Salah Satunya Usia Kehamilan di Atas 13 Minggu
“Beliau sudah empat tahun lalu menderita stroke,” ungkapnya.
Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Gubernur DKI Jakarta periode 1992-1997 Soerjadi Soedirdja meninggal dunia, Selasa (3/8/2021).
Kabar tersebut dibenarkan Lurah Cilandak Barat Agus Gunawan.
Baca juga: Jaksa Akhirnya Eksekusi Pinangki Sirna Malasari ke Lapas Wanita Tangerang
“Betul, sekarang lagi ramai di sini,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (3/8/2021).
Soerjadi meninggal di RS Mayapada karena sakit, pada pukul 10.35 WIB.
Pihak Pemerintah Kota Jakarta Selatan sedang menyiapkan ucapan belasungkawa.
Baca juga: Hari Terakhir PPKM Level 4, Wali Kota Bekasi Bilang Tak Ada Lagi Zona Merah Covid-19 di Wilayahnya
Soerdjadi Soedirdja lahir di Jakarta, 11 Oktober 1938.
Ia pernah menjabat Menteri Dalam Negeri pada 1999-2001.
Juga, Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan pada 2000-2001 di Kabinet Persatuan Nasional.
Profil
Dikutip dari laman polkam.go.id, beriut ini profil Soerjadi Soedirdja
Nama: Soerjadi Soedirdja (Letnan Jenderal Purn)
Lahir: Jakarta, 11 Oktober 1938
Pendidikan:
– Akademi Militer Nasional (1962)
– Seskoad (1974)
– Pendidikan militer di Perancis (1974)
– Seskogab (1979)
– Lemhannas (1991)
Karier:
– Kasdam IV Diponegoro Jawa Tengah (1986-1988)
– Pangdam Jaya (1988-1990)
– Asisten Sospol ABRI (1990-1992)
– Gubernur DKI Jakarta (1992-1997)
– Menteri Dalam Negeri (1999-2001)
– Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (2000-2001).
Baca juga: Belum Eksekusi Pinangki ke Lapas, Kajari Jakpus: Tak Masalah, Tidak Perlu Dijemput Paksa
Mantan Gubernur DKI Jakarta (1992-1997) Letnan Jenderal (Purn) Soerjadi Soedirdja seorang
tokoh yang sedikit bicara tapi banyak bekerja.
Dia berhasil membebaskan jalan-jalan di Jakarta dari becak, dan membangun banyak flyover.
Mantan Menteri Dalam Negeri (1999-2001) dan Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (2000-2001) ini lahir di Jakarta pada 11 Oktober 1938.
Baca juga: 10 Pegawai KPK Meninggal Akibat Covid-19 Hingga 31 Juli 2021, 436 Orang Positif
Mantan Kasdam IV Diponegoro Jawa Tengah (1986-1988) dan Pangdam Jaya (1988-1990), ini berhasil membuat proyek embangunan rumah susun, menciptakan kawasan hijau, dan juga memperbanyak daerah resapan air.
Dia juga menggagas proyek kereta api bawah tanah (subway) dan jalan susun tiga (triple decker) namun belum terwujud.
Namun pada masa kepemimpinan mantan Asisten Sospol ABRI (1990-1992) ini sebagai
gubernur, terjadi Peristiwa 27 Juli 1996. (*)