WARTAKOTALIVE.COM - 20 tersangka prajurit TNI AD yang menyiksa Prada Lucky Namo hingga meninggal dunia, terancam 5 pasal. Hukamnya tak cukup dipecat dari Angkatan Darat.
Hal ini dikatakan mantan KSAD Jenderal (purn) TNI Dudung Abdurachman yang juga Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional.
Dudung Abdurachman, menegaskan bahwa 20 prajurit TNI yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Prada Lucky tidak cukup hanya diberhentikan dari dinas militer.
Menurut Dudung, mereka juga wajib diproses secara hukum pidana.
“Kalau sudah terbukti terlibat, otomatis dipecat. Tapi bukan berarti setelah dipecat mereka bebas begitu saja. Proses hukum tetap harus berjalan,” kata Dudung usai menghadiri acara di Istana, Jakarta, Minggu (17/8/2025), melansir dari Kompas.com.
Dudung menambahkan, kasus tragis yang menimpa Prada Lucky seharusnya menjadi peringatan serius bagi TNI untuk memperketat sistem pengawasan, khususnya pada masa orientasi prajurit baru.
Baca juga: Tragedi Prada Lucky, Prof Connie: Bagaimana Jaga Rakyat Jika Benteng TNI Sendiri Roboh dari Dalam?
“Pengawasan ini penting. Mulai dari komandan regu, komandan peleton, sampai komandan kompi harus benar-benar turun langsung ke lapangan.
Setiap program dan kegiatan prajurit baru wajib dipantau dengan ketat agar hal serupa tidak terulang,” tegasnya.
Dengan pengetatan pengawasan serta sanksi tegas bagi pelaku, Dudung berharap kejadian yang merenggut nyawa Prada Lucky bisa menjadi pelajaran berharga bagi institusi TNI.
Sebelumnya, Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto mengumumkan 20 prajurit TNI sudah ditetapkan jadi tersangka dan ditahan.
Mereka merupakan anggota Batalyon TP 834/Wakanga Mere.
"Laporan sementara saat ini semua sudah ditangani."
"Seluruhnya 20 tersangka yang sudah ditahan, kemudian ditindaklanjuti pemeriksaan lanjutan," katanya saat mengunjungi rumah duka Prada Lucky Namo di Asrama Tentara Kelurahan Kuanino Kota Kupang, NTT, Senin (11/8/2025), dikutip dari Pos Kupang.
Awalnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menyebut bahwa lebih dari 20 personil telah diperiksa atau dimintai keterangan baik terduga pelaku maupun saksi yang ada di TKP.
Dari hasil pemeriksaan itu, empat prajurit Batalyon TP 834/Wakanga Mere ditetapkan sebagai tersangka dan sempat ditahan di ruang sel tahanan Sub Denpom IX/I Ende.