Bisa disebutkan negara mana non tradisional yang daya belinya mampu menyerap produk-produk ekspor kita?
Jawab:
Jadi berdasarkan data tahun 2020, yang positif dan saya bangga adalah Amerika Utara, terutama Amerika Serikat (AS) itu kita surplus 11 miliar dolar AS.
Kemudian, (ekspor ke) Eropa itu di 2020 tumbuh 17,07 persen, Eropa Timur hampir 10 persen, Asia Timur yakni Korea Selatan, Jepang, China itu tumbuhnya 4 persen
Lalu, kalau kita lihat Afrika Timur itu 8 persen. Jadi, mungkin kalau Afrika Utara turun 3,12 persen karena saya yakin ini kita kirim Kijang atau Xpander ke negara di Afrika Utara kalau memiliki perjanjian perdagangan, di Afrika Utara sana berbahasa Perancis, itu akan menjadi pasar luar biasa.
Kalau di Afrika Selatan itu ada 4 negara itu juga akan jadi pasar luar biasa buat Kijang sama Xpander kita.
Tanya:
Daya belinya masih ada di wilayah itu?
Jawab:
Bagus, jadi kalau melihat 10 besar destinasi ekspor terbesar Indonesia yang sama jumlahnya hampir dua pertiga ekspor non migas.
China itu tahun 2020, kita ekspor 29 miliar dolar AS, tapi impornya 39 miliar dolar AS. Itu kita defisit kira-kira 9,42 miliar dolar AS.
Sementara ke Amerika Serikat, kita ekspor 18 miliar dolar AS, tapi impornya 7 miliar dolar AS. Jadi, kita surplus 11,13 miliar dolar AS.
Jadi, kalau melihat dari 10 negara terpenting atau dua pertiga ekspor nonmigas kita yang mungkin bisa terganggu karena pandemi Covid-19 itu adalah Filipina, Thailand sama India.
Namun, India yang berada di nomor 4 (dari 10 top destinasi ekspor) itu sekarang testing dan tracing-nya mungkin satu di antara paling sukses di dunia.
Karena itu, saya berkeyakinan kita tidak akan mendapatkan permasalahan yang terlalu becek untuk ekspor nonmigas kita.