Sigit kemudian menceritakan isu-isu ini yang kerap menjadi kelemahan bangsa.
Baca juga: Rumah Sakit Tidak Alokasikan Minimal 40 Persen Tempat Tidur untuk Pasien Covid-19 Bakal Disanksi
Sebab, banyak masyarakat yang mudah terprovokasi dengan ujaran terkait SARA.
"Konflik antar-umat, konflik antar-agama, dan konflik antar-ras, itu yang harus kita jaga."
"Karena Indonesia negara kesepakatan yang di dalamnya dibangun dari dasar keberagaman."
Baca juga: Sambangi PP Muhammadiyah, Kapolri Janjikan Hal Ini untuk Tangani Intoleransi dan Radikalisme
"Tapi kalau keberagaman itu tidak bisa kita jaga, maka tentunya apa yang sudah dibangun oleh para pendiri bangsa ini sia-sia."
"Karena dari dulu kelemahan kita itu mudah terpecah belah," paparnya.
Ia menuturkan potensi terpecah belah tersebut dikhawatirkan dapat dimanfaatkan oleh negara lain, untuk menguasai dan merebut kekayaan Bangsa Indonesia.
Baca juga: Menko PMK: Karantina RT/RW Bisa Bikin Pelacakan Kasus Covid-19 Terbatas, Biayanya Juga Besar
Mereka akan masuk seolah membuat konflik perang antara saudara.
"Sekarang potensi itu masih ada."
"Apalagi Indonesia punya potensi sumber daya alam yang luar biasa dan masyarakatnya begitu besar."
Baca juga: Sudah 13.513 Warga Kabupaten Bekasi Terpapar Covid-19, 12.440 Orang Sembuh
"Karena itu sudah menjadi sangat penting untuk negara-negara lain menguasai Indonesia."
"Caranya bagaimana? Kalau perang terbuka kan sudah tidak mungkin."
"Tapi yang bisa dilakukan perang dengan proxy atau perang dengan pihak ketiga."
Baca juga: Ukuran Petak Makam Covid-19 di TPU Bambu Apus Dikurangi, Wagub DKI: Sesuai Kebutuhan
"Caranya bagaimana? Dengan paham tertentu dan hal-hal tertentu yang membuat kita kemudian akhirnya konflik."
"Begitu konflik, negara lain yang masuk," urainya.