Virus Corona Jabodetabek

Tidak Perlu Khawatir Tertular, Berikut Cara Pemulasaran Jenazah Pasien Positif Virus Corona

Penulis: Rangga Baskoro
Editor: Dwi Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi -- pemakaman jenazah perawat corona ditolak warga di Semarang

APD tersebut dikenakan mulai dari awal hingga proses pemulasaran jenazah pasien virus corona selesai dilakukan.

Selanjutnya, sterilisasi jenazah dilakukan dengan menyumbat lubang tubuh jenazah dengan menggunakan kain kasa beralkohol atau clorine.

"Semua lubang kita tutup, hidung, mulut, anus, dan kemaluan bila wanita, kita tutup," ujar Kombes Sumy Hastry Purwanti.

Kemudian, jenazah disemprot clorine atau dilakukan proses disinfektan guna memastikan virus Covid-19 yang masih menempel mati.

"Kita semprot (disinfektan). Kita tutup dengan plastik, setelah itu kita kafani, kalau muslim. Kalau non muslim biasanya mereka akan titip baju untuk dipakaikan," tuturnya.

Pengamanan jenazah katanya masih dilakukan lewat penempatan jenazah dalam kantong plastik ke dua.

Selanjutnya pihaknya melakukan penyemprotan disinfektan kembali guna memastikan jenazah bebas dari virus corona. 

"Setelah kita plastikin lagi, kita masukkan ke kantong jenazah dan kita sterilkan (semprot disinfektan) lagi," jelas Kombes Sumy Hastry Purwanti.

"Baru kita masukkan ke dalam keranda yang tertutup dan kita bawa ke kamar jenazah sampai menunggu ambulans menjemput," lanjutnya.

Petugas mengangkat jenazah pasien virus corona atau Covid-19 yang meninggal untuk dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (25/3/2020). (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Kombes Sumy Hastry Purwanti mengungkapkan seluruh prosedur pemulasaran jenazah pasien positif virus corona dirancang PDFI guna mencegah penularan covid-19 lewat jenazah. 

Pemerintah katanya juga sudah menetapkan bahwa kedalaman liang bagi jenazah Covid-19 minimal 1,5 meter dan berjarak minimal 50 meter dari mata air.

Terkait hal tersebut, Kombes Sumy Hastry Purwanti berharap masyarakat yang tinggal di area tempat pemakaman jenazah pasien Covid-19 tidak khawatir.

Apalagi lanjutnya, melakukan aksi penolakan ketika pasien positif virus dimakamkan.

"Makannya masyarakat jangan sampai menolak, karena proses memulasari jenazah sudah benar. Kantung jenazah yang kedap, dia akan hancur dalam kantong jenazah. Tidak mungkin ke mana-mana kumannya," ujarnya. (abs)

Berita Terkini