Virus Corona

UPDATE, Angka Kematian di Spanyol Masih Diatas 800 Orang, 14 Persen Tenaga Medis karena Kurang APD

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga medis di sebuah rumah sakit di Madrid Spanyol berdoa sebelum bekerja. Jumlah kematian tenaga medis di Spanyol karena virus corona tergolong tinggi, diduga karena kekurangan APD.

Spanyol mengkonfirmasi 812 kematian lagi dalam 24 jam dari COVID-19 pada hari Senin (30/3/2020).

Sehingga total kematian menurut angka kementrian kesehatan setempat menjadi 7.340 orang.

Sementara update situs worldometers.info jumlah kematian di negeri matador selama 24 jam terakhir sebanyak 913 orang.

Total kematian sekitar 7.716 orang, sedang total kasus mencapai 87.956 kasus.

BREAKING NEWS, Total Kasus Corona Spanyol Salip China, Jumlah Kematian Baru Sebanyak 537 Orang

UPDATE Corona Dunia, Spanyol Tembus Angka 4.000 Kematian, Italia 8.000 Kematian, Data Lengkapnya

Untuk merupakan hari kedua, Spanyol mencatat lebih dari 800 kematian setiap hari akibat COVID-19.

Yakni 812 orang pada Senin, 832 orang Minggu, dan Sabtu 718 orang. 

Spanyol dan Italia telah mendaftarkan sekitar setengah dari total kematian di dunia. 

Menurut Universitas Johns Hopkins, angka kemarian di dunia karena corona telah melewati 34.000.

Sedang jumlah kematian di Italia dan Spanyol sekitar 19.000 orang.

Saddil Ramdani Tersandung Kasus Hukum, Begini Reaksi Manajemen Bhayangkara FC

Pada hari Minggu, Spanyol bahkan berduka atas kematian seorang dokter berusia 28 tahun yang meninggal setelah tertular virus.

Hingga Jumat, hampir 10.000 profesional kesehatan Spanyol telah dipastikan terinfeksi.

Jumlah kematian akibat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di Spanyol memang tergolong tinggi sepekan terakhir.

Hingga Senin sore WIB, jumlah korban tewas baru akibat virus corona sebanyak 537 orang.

Sehari sebelumnya Spanyol mencatat rekor 832 kematian baru yang dilaporkan dalam 24 jam terakhir

Sedang jumlah kasus baru 5.085 dan membuat Spanyol menyalip China diperingkat tiga setelah AS dan Italia.

Ini Arti Nama Cucu Pertama Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri

Jumlah itu akan terus bertambah karena hari Senin (30/3/2020) belum 24 jam. 

Dan terbukti setelah 24 jam jumlah kematian di Spanyol mencapai 913 orang.

Sehari sebelumnya, secara total, jumlah kematian di negara ini telah menembus angka 5.982 kasus.

Spanyol memiliki angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah Italia dengan 10.023 kasus kematian.

Jumlah kasus infeksi juga terus meningkat menjadi sekitar 72.000 pada hari Sabtu (28/3/2020) lalu.

Spanyol memberlakukan penguncian nasional alias lockdown hampir total sejak 14 Maret lalu.

Pandemi Virus Corona Covid-19 Bikin Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri Belum Temui Cucu Pertama

Mereka melarang warganya meninggalkan rumah mereka kecuali pergi bekerja, membeli makanan dan obat-obatan atau merawat kerabat yang sakit.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada hari Sabtu mengumumkan tindakan penguncian yang lebih ketat.

Ia memaksa semua pekerja yang tidak penting di negara berpenduduk sekitar 47 juta penduduk untuk tinggal di rumah selama dua minggu ke depan.

Tim Pelatih Persib Bandung Tetap Pantau Pemainnya Meski dalam Kondisi Sulit Akibat Wabah Corona

Tenaga Medis Banyak Kena

Sebanyak 12.298 tenaga medis di Spanyol terjangkit virus corona, menurut wakil kepala kesehatan darurat, Maria Jose Sierra pada konferensi pers Senin (30/3/2020).

Angka itu setara dengan 14 persen dari kasus infeksi di seluruh negeri itu, yakni 85.195 kasus.

Sementara itu, dilansir dari The Guardian, pemerintah Spanyol memperingatkan adanya keterbatasan kapasitas akan unit perawatan intensif (ICU) di negaranya.

Seperti ditulis Kompas.com, Tekanan pada unit tersebut diperkirakan akan terus meningkat ketika jumlah kasus infeksi Covid-19 semakin memuncak.

Pemprov Jakarta Tutup Terminal Bus, PO Gapuraning Rahayu Kandangkan Seluruh Armadanya

Meski begitu, Spanyol juga melaporkan sedikit penurunan jumlah korban tewas akibat virus corona.

Berdasarkan Kementerian Kesehatan Spanyol, jumlah kematian di negara itu sebanyak 812 jiwa.

Data tersebut dikumpulkan dari Minggu (29/3/2020) sampai Senin (30/3/2020).

Informasi itu juga dikeluarkan setelah Fernando Simon, Kepala Pusat Darurat Kesehatan Spanyol menunggu hasil tes virus setelah dirinya menunjukkan gejala-gejala Covid-19.

Di sisi lain, dilansir dari Aljazeera, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cepatnya peningkatan kasus infeksi di Spanyol.

Pada Rabu (25/3/2020), Konfederasi Persatuan Medis Negara Spanyol (CESM) mengajukan kasus ke Mahkamah Agung Spanyol.

Antisipasi Pemudik dari Zona Merah, Lima Pintu Masuk di Perbatasan Pangandaran Dijaga Petugas

Mereka meminta Kementerian Kesehatan untuk menyediakan peralatan pelindung yang cukup dan sesegera mungkin.

Kasus yang diajukan CESM dan ditolak itu memuat tuduhan organisasi itu kepada kementerian Spanyol yang gagal memberikan perlindungan memadai bagi petugas kesehatan profesional dalam garda depan perlawanan terhadap virus corona.

Seorang dokter di rumah sakit Spanyol Selatan yang enggan memberitahu namanya karena takut akan sanksi melaporkan kepada AFP.

Menurutnya, masyarakat Spanyol pada umumnya telah menghormati aturan lockdown dan berusaha untuk tidak ke rumah sakit meski memiliki gejala ringan.

Pengusaha Asal Malaysia Ini Akan Tetap Berinvestasi di Indonesia dan Beri Bantuan 100 Mobil Ambulan

Hal itu dianggap sudah membantu tenaga medis mengurangi risiko penularan.

Dokter itu berkata, "Tapi ada kekurangan bahan sanitasi di rumah sakit untuk krisis Covid-19. Kekurangan itu memungkinkan staf kesehatan mendapatkan infeksi menular yang berlipat ganda, dan itu akan jadi faktor yang sangat besar."

Berita Terkini