Berdasarkan Kementerian Kesehatan Spanyol, jumlah kematian di negara itu sebanyak 812 jiwa.
Data tersebut dikumpulkan dari Minggu (29/3/2020) sampai Senin (30/3/2020).
Informasi itu juga dikeluarkan setelah Fernando Simon, Kepala Pusat Darurat Kesehatan Spanyol menunggu hasil tes virus setelah dirinya menunjukkan gejala-gejala Covid-19.
Di sisi lain, dilansir dari Aljazeera, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cepatnya peningkatan kasus infeksi di Spanyol.
Pada Rabu (25/3/2020), Konfederasi Persatuan Medis Negara Spanyol (CESM) mengajukan kasus ke Mahkamah Agung Spanyol.
• Antisipasi Pemudik dari Zona Merah, Lima Pintu Masuk di Perbatasan Pangandaran Dijaga Petugas
Mereka meminta Kementerian Kesehatan untuk menyediakan peralatan pelindung yang cukup dan sesegera mungkin.
Kasus yang diajukan CESM dan ditolak itu memuat tuduhan organisasi itu kepada kementerian Spanyol yang gagal memberikan perlindungan memadai bagi petugas kesehatan profesional dalam garda depan perlawanan terhadap virus corona.
Seorang dokter di rumah sakit Spanyol Selatan yang enggan memberitahu namanya karena takut akan sanksi melaporkan kepada AFP.
Menurutnya, masyarakat Spanyol pada umumnya telah menghormati aturan lockdown dan berusaha untuk tidak ke rumah sakit meski memiliki gejala ringan.
• Pengusaha Asal Malaysia Ini Akan Tetap Berinvestasi di Indonesia dan Beri Bantuan 100 Mobil Ambulan
Hal itu dianggap sudah membantu tenaga medis mengurangi risiko penularan.
Dokter itu berkata, "Tapi ada kekurangan bahan sanitasi di rumah sakit untuk krisis Covid-19. Kekurangan itu memungkinkan staf kesehatan mendapatkan infeksi menular yang berlipat ganda, dan itu akan jadi faktor yang sangat besar."