Berita Jakarta

KISAH Penjaga Makam di TPU Menteng Pulo Tidur di atas Makam Berlapis Semen Jauh dari Kebisingan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjaga Makam Menteng Pulo

MENTENG PULO, WARTAKOTALIVE.COM - Matahari siang terasa cukup panas dan jam pun menunjukkan pukul 11.00.

Hari itu, Jumat (6/12/2019), TPU Menteng Pulo 1, Jakarta Selatan tampak tak seramai biasanya.

Hanya ada beberapa pelayat yang terlihat dari luar tembok pemakaman sedang mengunjungi makam kerabat maupun keluarga di TPU Menteng Pulo 1 itu.

Di Area TPU Menteng Pulo, Ratusan Warga Padati Kegiatan Cek Kesehatan Gratis Polrestro Jaksel

TPU Menteng Pulo Meski Sudah Ramai Dikunjungi Ini Masih Belum Puncaknya Warga Nyekar

Minggu, Bartje Van Houten Akan Dimakamkan di TPU Menteng Pulo

Pemakaman di TPU Menteng Pulo ini memang terbagi dalam beberapa blok dan unit.

Di sisi kanan jalan merupakan unit Kristen yang memiliki tanda salib pada nisannya.

Dan pada sisi kiri terdapat unit Islam yang terlihat dengan nisan ditata seragam berbentuk kotak.

Saat memasuki pertengahan jalan di blok dan unit Kristen, terdapat lelaki yang memiliki tubuh cukup berisi.

VIRAL Video Anak Jatuh dari Lantai 5 saat Ibu Main HP, Polisi Sebut Ibu Lalai Bikin Murka Keluarga

TERUNGKAP Kekejaman KKB Papua Eksekusi Sandera Sambil Menari-nari, Ini Cerita Sandera Selamat

BEGINI Langkah Ekstrim Soeharto Kerahkan Pasukan ABRI Tumpas Begal Sadis, Mayat Geletak di Mana-mana

Ziarah dan kebaktian mendiang Bartje Van Houten di pemakaman di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan. Momen itu dihadiri oleh keluarga, sahabat, dan para penggemar. (Warta Kota/Ign Agung Nugroho)

Ia terlihat sedang berbincang dengan temannya yang ada di depannya.

Dalam perbincangannya itu, sesekali ia menggunakan tangannya untuk menutup hidung dan tangan satunya menunjuk ke arah makam yang ada di blok tersebut.

Samar-samar perbincangan itu terdengar bahwa terdapat bau kurang sedap yang ditimbulkan dari makam yang longsor.

VIDEO Klip Terbaru dari Putra Ruben Onsu Betrand Peto Bikin Billy Syahputra Terharu, Ini Alasannya

UPDATE Wali Kota Bekasi Pastikan Layanan Kartu Sehat Tetap Ada, Uji Materi di MK dan MA Ditolak

UPDATE Telapak Tangan Pelajar SMK di Bekasi Tidak Bisa Disambung Lagi, Putus Disabet Celurit

Pemain biola kenamaan Indonesia Idris Sardi dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2014) (Warta Kota/Nur Ichsan)

"Itu bau di sana, bau bangkai banget (sambil menunjukkan gelagat dirinya yang ingin memuntahkan isi perut)," ucapnya kepada Kompas.com.

Pria itu diketahui bernama Toto Supriyanto yang lebih akrab disapa Pak Tole yang bekerja sebagai penjaga makam di TPU Menteng Pulo 1 sejak usia 12 tahun.

Untuk membuktikan hal tersebut, Pak Tole mengajak Kompas.com untuk menuju ke makam yang ia sebut mengeluarkan bau tidak sedap itu.

• UPDATE Dirut Garuda Dipecat, Ternyara Ari Askhara Punya Utang pada Karyawan Garuda Tak Terlaksana

• UPDATE Dirut Garuda Dipecat, Sandiaga Ono Dukung Erick tapi Sebut Jangan Bully Ari Habis-habisan

• TERUNGKAP Nikita Mirzani Kebingungan saat Didatangi Wanita Tak Dikenal Pinjam Uang, Ini Kisahnya

Dan benar, pada saat mendekati makam yang masih belum dipugar, bau tidak sedap itu mulai tercium.

Makam itu terlihat longsor di beberapa bagiannya.

Hal itu dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil (berada di turunan) sehingga membuat longsor.

Selain faktor tanah, usia makam yang belum satu tahun itu juga menjadi faktor dari aroma bau di dalamnya.

Aroma tak sedap hingga kengerian sebuah kompleks makam menjadi makanan sehari-hari Pak Tole.

Pria ini sudah belasan tahun bekerja sekaligus tidur di area makam.

• MODEL Rambut Baru AHY Disorot Netizen, Lihat Penampilan Suami Annisa Pohan Makin Ganteng?

• Kartu Sehat Diberhentikan Januari 2020, DPRD Kota Bekasi: Dari Dulu Sudah Diingatkan Tidak Boleh

• Perjalanan KRL Tanah Abang-Rangkasbitung Ditambah Jadi 30 Menit Sekali, Begini Situasinya

Nisan yang dicoret orang tidak bertanggung jawab (KOMPAS.com/ANGGITA NURLITASARI)

Tidur di atas makam

Di siang hari itu, Pak Tole mengajak untuk melihat lokasi tempat ia terlelap di malam hari.

Sebuah makam China dengan badan makam dilapisi bahan semen, demikian pula atapnya, adalah tempat Pak Tole sehari-hari beristirahat setelah seharian bekerja.

Berbekal tikar dan bantal kapuk miliknya, ia bisa dengan nyaman tidur di atas makam tersebut.

Alih-alih takut, Pak Tole mengaku "terbiasa" dengan "godaan" yang muncul dari area makam.

Ia bahkan tidak memedulikan kisah-kisah misterius yang sulit dijelaskan dengan logika.

"Jika dalam hati kita meyakini bahwa penampakkan dan roh jahat ada, pasti ada. Namun jika kita mengelak dan tidak percaya akan hal tersebut maka tidak akan ada kejadian," ucap dia.

• WASPADA Jangan Pernah Cuci Piring saat Hujan Petir, Nyawa Kita Bisa Terancam, Ini Alasannya

• WASPADA Ada 21 Kecamatan di Kabupaten Bogor Potensi Longsor dan Banjir Bandang saat Musim Hujan

• Kumpulkan Sisa Ledakan di Monas, Polisi Identifikasi Asal Granat Asap yang Meledak

Terlepas dari kesan angker yang tak terlalu dipedulikannya, Pak Tole merasa nyaman tidur beralaskan makam.

Menurut dia, tempat tidurnya itu cukup dingin dan jauh dari kebisingan.

Dia mengaku tak mau tidur di gubukan liar yang berdiri di sekitar makam..

"Di sana ramai, saya enggak biasa tidur ramai begitu," ujarnya.

Pria asal Cirebon tersebut mengaku dirinya memiliki rumah di Citayam, Jawa Barat.

Namun, dia lebih memilih tinggal di lokasi ini karena lebih praktis.

"Kalau pulang ke sana (Citayam) jauh, capek bolak baliknya, di sini kan praktis," katanya sambil tertawa.

Pak Tole biasa terlelap tengah malam hingga pukul 07.00 di atas makam seorang jenazah keturunan Tionghoa itu.

Saat matahari mulai tinggi, dia harus buru-buru pindah ke makam lain yang agak menjauh supaya tidak diketahui orang lain.

Dipercaya ahli waris

Pria berusia 60 tahun itu pun bercerita mengenai kesehariannya dalam menjaga makam yang telah dititipkan ahli waris dari orang yang sudah meninggal.

Setiap harinya, ia menjaga makam dari kerusakan, serta coretan.

"Paling jagain ini (makam) biar enggak rusak atau apa, kalau dicoret dikit di pinggirnya tidak apa tapi kalau di nisannya itu nanti saya yang dimarahi," kata Pak Tole sambil menunjuk coretan di dinding makam China.

Dari pekerjaannya ini, ia meraup rupiah tidak banyak, sekitar Rp 40.000-Rp 100.000 dari satu makam yang dipercayai untuk dijaga dan diperpanjang masa sewanya.

Jika terdapat makam yang tidak lagi membayar biasa sewa perpanjangan, nantinya akan digantikan dengan makam orang lain.

"Ya cukup enggak cukup sih (uangnya), ini kan paling lama ya tiga tahun sekali bayar untuk perpanjang, beda-beda yang Islam ada sekira Rp 40.000 hingga Rp 100.000 tergantung blok-bloknya. Nah nanti kalau sudah tiga tahun enggak bayar itu ditelponin yang punya ahli waris mau diperpanjang atau enggak," tambahnya.

Upah yang diterimanya tersebut sangat berbanding terbalik dengan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) yang bertugas membersihkan sampah yang berserakan dari mulai daun kering hingga sampah plastik di TPU tersebut.

Menurut dia, petugas PJLP memiliki upah UMR sekira Rp 3,6 juta yang dibayarkan oleh pemerintah.

Tetapi, menurut Tole, pekerja PJLP tersebut tidak terjamin dalam hal pensiunan dan bisa saja sewaktu-waktu sudah tidak dipakai lagi sebagai pekerja kontrak.

Meskipun hanya mengandalkan pekerjaan tersebut yang terbilang memiliki upah sedikit, Tole pun bersyukur atas apa yang telah dikerjakannya karena dipercaya oleh orang lain untuk menjaga makam. (Kompas.com/Anggita Nurlitasari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pak Tole, Berjaga dan Tidur di Atas Makam Menteng Pulo"

Berita Terkini