Human Interest

Kisah Mengenaskan Hamdani sebagai Pria yang Hidup Sebatang Kara Setelah Kakinya Diamputasi

Penulis: Luthfi Khairul Fikri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi rumah tinggal Hamdani (60) di Jalan Ketapang Utara 1 Dalam No 10. Rt 11/7 Kelurahan Krukut, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (13/9/2019).

Hamdani juga sebelum diamputasi sempat merasakan demam tinggi panas dingin. Bahkan, ia sempat menduga itu merupakan hari terakhirnya hidup di dunia.

“Jadi, kronologinya, saat malam-malam itu, kaki saya dilihat bernanah, awalnya juga gak tahu,” ujar Hamdani kepada Warta Kota, saat ditemui di kediamannya, Jumat (13/9/2019).

Dirinya pun tak pernah menaruh curiga akan terjadinya bisa jadi seperti ini, hingga pada akhirnya ia tak bisa berjalan dan langsung dibawa ke rumah sakit Tarakan dengan dibantu para tetangga.

“Saya masuk rumah sakit Tarakan langsung dibelek ini telapak kaki saya. Nah ini juga bekas jempol saya sakit nih atau inpeksi lah,” jelasnya.

Saat dirawat itulah karena mengalami inpeksi, dokter rumah sakit Tarakan memvonisnya untuk segera dioperasi dengan cara diamputasi salah satu organ tubuhnya di kaki.

Peningkatan Ekspor Produk Kayu Membutuhkan Dukungan Sektor Jasa Keuangan untuk Terealisasi

Selama seminggu itu pun, Hamdani perlu menjalani pengobatan rawat inap pasca diamputasi pada Agustus 2019 lalu.

Dia juga mengaku, selama berobat dan dirawat di rumah sakit itu hanya mengandalkan BPJS PIB Kesehata (Pembiayaan Iuran Bantuan).

Kendati demikian, ia tak menyangka harus pulang lebih cepat dari perkiraan meski masih dengan kondisi sakit yang dideritanya pasca diamputasi itu.

“Saya kira, dirawat di rumah sakit itu sampai sembuh, tapi ternyata saya disuruh pulang dengan kondisi kaki sakit. Jadi bahasanya ya ‘lu ngobatin sendiri’ gitu,” jelas dia.

Lebih lanjut, Hamdani juga bersyukur karena Lurah Krukut, Ketua RT, dan RW merespon cepat dengan membantunya dalam pengobatan.

“Jadi selain pejabat pemerintah ngebantu, tetangga juga semuanya ngebantu jadi hanya segelintir aja. Tapi mau ditengokin syukur mau gak ditengokin juga yaudah, gue juga masih bisa sendiri,” tegasnya.

Sayang, saat pejabat daerah setempat hingga tetangganya telah menjenguk. Sanak keluarga Hamdani tak pernah mau menemuinya hingga saat ini tanpa ada alasan tertentu.

“Ya keluarga gak ada yang jenguk, susah deh pokoknya. Padahal mereka juga tahu soal itu,” pungkas dia berusaha tegar meski matanya yang berkaca-kaca.

Hingga kini, Hamdani pun hanya bisa meratapinya sendiri. Pria yang lahir di Bogor itu selalu bersyukur dan ikhlas dalam menjalaninya.

Kanker Endometrium Ria Irawan Kembali Muncul yang Menyerang Bagian Kepala

Berita Terkini