Apa yang pertama kali terlintas dalam benak Anda ketika ketika mendengar kata "menyulam"?
Mungkin di antara kita akan langsung mengingat sosok ibu atau nenek yang gemar melakukan jenis kerajinan tangan itu.
Padahal, kegiatan menyulam sebetulnya bukan hanya menjadi alternatif kegiatan mengisi waktu luang, namun menyulam pun memberikan banyak manfaat.
Seorang seniman sulam, Grace Veronica, ingin mengajak anak muda untuk mematahkan anggapan bahwa menyulam hanya untuk orang renta.
Baca: Merilis Buku 20 Tahun Perjalanan Inacraft
Alasannya, teknik sulam bisa diaplikasikan pada media yang bervariasi, sehingga mampu menjadi "kekinian" dan mengikuti tren terbaru.
Misalnya, ketika diaplikasikan pada beragam jenis kain yang digunakan sebagai pakaian, termasuk kain penutup kepala bagi wanita berhijab.
"Sulam dianggap sudah so last year. Jadi sebagai anak muda kita mau naikkan lagi bahwa sulam tidak old school."
Hal itu diungkapkan Grace di sela workshop menyulam bersama The Little Things She Needs di Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Baca: Tenun Lenan Raih Best of The Best Inacraft Award 2016
Ya, tak sekadar mengisi waktu luang, kegiatan menyulam dianggap bisa melatih emosi dan pikiran.
"Kayak spiritual art. Karena fokus pikiran kita hanya ke benang dan pola," tutur dia.
Bagi pemula, Grace menyarankan untuk mencoba penyulaman dengan media kain blacu.
Tekstur kain yang keras, menjadikan permukaan kain lebih mudah digambar dan disulam.
Blacu juga tak mudah mengerut. Untuk benangnya, gunakanlah benang sulam. Benang jahit sebetulnya bisa juga dipakai, namun terlalu tipis, dan tidak bisa menutup pola sulam.
Teknik jelujur
Sementara untuk tekniknya, teknik tusuk jelujur dinilai paling mudah untuk dicoba oleh para pemula. Tusuk jelujur adalah jahitan yang membentuk pola dengan jarak sama.