Perempuan Punya Peran Penting dalam Perlindungan Keluarga Lawan Penyakit Dengue

Perempuan berperan besar baik dalam kehidupan keluarga dan masyarakat untuk perlindungan terhadap berbagai ancaman penyakit salah satunya dengue.

Istimewa
PERAN PEREMPUAN - Perempuan memiliki peran besar dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, baik sebagai individu, istri, maupun ibu. Hal inilah yang menjadi semangat utama sesi talk show bersama CegahDBD bertajuk “Peran Ibu Sebagai Penjaga Keluarga”. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Perempuan berperan besar baik sebagai individu, istri, maupun ibu dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. 

Melalui peran tersebut, perempuan tidak hanya merawat tapi juga menjadi garda terdepan dalam perlindungan keluarga, termasuk terhadap berbagai ancaman penyakit, salah satunya dengue.

Hal ini menjadi semangat utama sesi talk show bersama CegahDBD bertajuk “Peran Ibu Sebagai Penjaga Keluarga” dalam rangkaian 13th Annual Women’s Health Expo & Bazaar 2025.

Dengue masih menjadi salah satu ancaman kesehatan dunia. Sekitar setengah dari populasi dunia saat ini berisiko terkena dengue, dengan perkiraan 100–400 juta kasus infeksi terjadi setiap tahun. 

Dr.dr. Sukamto, SpPD, K-AI, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Klinik, menyoroti perempuan memiliki peran signifikan menjaga ketahanan keluarga dan membuat keputusan-keputusan penting di dalam rumah tangga. 

"Perempuan menjadi jembatan informasi dan penggerak aksi di lingkup rumah tangga maupun komunitas. Salah satu tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah meningkatnya risiko penyakit menular seperti dengue, yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, gaya hidup, atau tempat tinggal," katanya lewat keterangan, Selasa (12/8/2025). 

dr. Sukamto menekankan dengan memberdayakan perempuan melalui akses terhadap edukasi dan perlindungan kesehatan, kita tidak hanya menjaga mereka, tetapi juga memperkuat perlindungan seluruh keluarga

“Perlindungan dari dengue adalah tanggung jawab bersama. Perempuan punya peran penting dalam menggerakkan langkah itu. Saat kita semua ambil bagian, kita bukan hanya menjaga keluarga, tapi juga membangun masa depan yang lebih sehat,” tuturnya.

Dr.dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, Spesialis Anak Konsultan, mengingatkan bahwa anak-anak justru berada dalam kelompok paling rentan.

Baca juga: Aliansi BEM DJK Datangi KPK Adukan Dugaan Penambangan Ilegal di Haltim

“Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa dalam tujuh tahun terakhir, kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5–14 tahun. Ini menunjukkan bahwa anak-anak masih sangat rentan dan perlu dilindungi dengan serius,” jelasnya.

Ia juga memaparkan gejala khas dengue, termasuk siklus demam seperti pelana kuda, serta tanda bahaya yang harus diwaspadai.

"Dengue memiliki tiga fase utama, yaitu fase demam tinggi, fase kritis (demam turun), dan fase penyembuhan (demam naik lagi). Gejala yang muncul biasanya meliputi demam tinggi, nyeri kepala, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, hingga ruam di kulit (petekie)," ujarnya. 

dr. Bernie mengingatkan bahwa satu kali terinfeksi dengue bukan berarti seseorang akan kebal selamanya,

Ditambah lagi sampai saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk menyembuhkan dengue. 

"Pengobatan yang tersedia bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi, seperti penurun panas, pengganti cairan, anti-radang, dan terapi pendukung lainnya. Oleh karena itu, pencegahan menjadi kunci, salah satunya melalui vaksinasi," ucapnya. 

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved