Berita Nasional
Jaga Lingkungan, Dapat Insentif, Kolaborasi Asian Agri dan Warga Wujudkan Desa Bebas Api
Di tengah risiko kebakaran hutan dan lahan, Asian Agri terus berkomitmen menjalankan program program Desa Bebas Api (DBA).
WARTAKOTALIVE.COM, RIAU – Di tengah risiko kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terus mengancam wilayah-wilayah rawan di Indonesia, satu hal menjadi semakin jelas, yakni pencegahan hanya akan berhasil jika dilakukan secara kolaboratif.
Semangat inilah yang menjadi landasan program Desa Bebas Api (DBA) yang dijalankan oleh perusahaan kelapa sawit, Asian Agri.
Komitmen ini kembali ditegaskan pada Rabu, 18 Juni 2025, saat Asian Agri menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan desa-desa mitra untuk pelaksanaan program DBA 2025–2026 di Riau.
Sepekan kemudian, upaya serupa juga digelar di Kabupaten Tebo, Jambi.
Asian Agri sendiri memiliki kebijakan tanpa bakar (zero burning) yang telah diterapkan sejak 1994. Komitmen ini kemudian diperkuat melalui peluncuran Program DBA pada 2016 sebagai upaya kolaboratif untuk mencegah Karhutla secara berkelanjutan.
Hingga 2024, program ini telah menjangkau 16 desa di Riau dan Jambi, dengan cangkupan lebih dari 343.000 hektar lahan.
"Program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat desa agar mampu menjaga wilayahnya dari potensi kebakaran secara mandiri," ungkap Fire Assistant Asian Agri, Dani Nugraha Syafly dalam keterangan resmi.
Adapun bentuk dari program DBA adalah pendekatan edukatif, pelatihan teknis, dan pemberian insentif berbasis kinerja, untuk mendorong tumbuhnya budaya siaga berbasis kepedulian komunitas.
"Kesepakatan ini mencakup pelatihan lanjutan bagi tim Masyarakat Peduli Api (MPA), dukungan sarana pemantauan dan pemadaman dini, sistem pelaporan titik api berbasis komunitas, serta insentif berbasis kinerja bagi desa bebas api," sebut Dani.
Di sisi lain, Regional Head Asian Agri Wilayah Riau, Pengarapen Gurusinga, mengatakan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan tidak bisa dilakukan secara sepihak.
"Butuh kolaborasi yang kuat, komitmen jangka panjang, dan sinergi antara semua pihak baik perusahaan, masyarakat desa, hingga aparat penegak hukum dan instansi pemerintah. Program DBA adalah bentuk nyata dari semangat tersebut,” ujarnya.
Kalaksa Badan Pengelolaan Bencana Daerah (BPBD), Zulfan memberikan apresiasi kepada Asian Agri.
Ia berharap, kegiatan yang dilakukan oleh Asian Agri ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya dalam upaya pencegahan karhutla.
"Semoga akan ada kegiatan lain sebagai bagian dari upaya mitigasi Karhutla, karena inovasi-inovasi seperti ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Kabupaten Pelalawan, di Riau," sebutnya.
Setiap tahunnya Asian Agri memberikan penghargaan bagi desa-desa binaan yang mampu menjaga wilayahnya tetap bebas dari kebakaran.

Apresiasi tahun ini diberikan kepada Desa Segati dan Desa Bagan Limau di Kabupaten Pelalawan, Riau, serta Desa Semambu di Kabupaten Tebo, Jambi.
Insentif ini diberikan sebagai sebagai bentuk apresiasi atas komitmen mereka dalam menjaga lingkungan.
Dalam program DBA, desa yang berhasil mencegah kebakaran secara total selama satu tahun penuh dapat menerima insentif hingga Rp 100 juta.
Sementara desa yang tetap menunjukkan komitmen tinggi namun mengalami insiden kecil (di bawah satu hektare) tetap diberikan penghargaan sebesar Rp 50 juta.
Struktur insentif inilah yang menjadikan program DBA berbeda. Bukan dalam bentuk uang tunai langsung, insentif tersebut dialokasikan untuk kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Mulai dari pelatihan tim MPA hingga pengadaan alat pemadam dini. Dengan pendekatan ini, manfaat program dapat dirasakan secara kolektif.
“Insentif ini adalah bentuk nyata penghargaan atas komitmen warga menjaga lingkungan mereka. Ini menunjukkan bahwa langkah kecil di tingkat komunitas bisa berdampak besar,” ujar Manager Sustainability & Stakeholder Engagement (SSL) Asian Agri wilayah Jambi, Liharman Purba.
Dukungan pemerintah daerah semakin memperkuat dampak program. Dalam acara pemberian penghargaan DBA di Jambi, Bupati Tebo Agus Rubiyanto menyampaikan apresiasinya dan mengajak desa-desa lain mengikuti langkah serupa.
“Stop membuka lahan dengan membakar. Jadikan program ini sebagai gerakan kolektif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Melalui pendekatan kolaboratif lintas wilayah dan pemberdayaan masyarakat sebagai aktor utama, Asian Agri membuktikan bahwa pencegahan Karhutla bisa dimulai dari desa.
Di balik insentif yang diberikan, tersimpan harapan akan tumbuhnya ekosistem masyarakat yang bukan hanya siaga terhadap api, tetapi juga tangguh, mandiri, dan peduli terhadap masa depan lingkungan.
Politisi Demokrat Utimatum Kapolri Bebaskan 583 Demonstran yang Ditahan |
![]() |
---|
Profil 3 Wamen yang Jadi Komisaris Telkom, Angga Raka Komut Termuda |
![]() |
---|
Tampil di ADEXCO 2025, Menko PMK Pratikno Apresiasi Drone Lokal Frogs Indonesia |
![]() |
---|
Silfester Matutina Tak Juga Dieksekusi, Guntur Romli Endus Gelagat Aneh dari Kejari Jaksel |
![]() |
---|
Reaksi Menteri Keuangan Baru Dibanding-bandingkan Dengan Sri Mulyani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.