Iran vs Israel

Tanggapi Serangan Amerika ke Iran, Menlu Abbas Punya 6 Opsi

Opsi itu terdiri dari Iran menyerang pangkalan AS hingga menutup jalur perairan utama untuk pengiriman global.

dok Twitter/ANTARA/Xinhua/Stringer/aa.
IRAN BALAS AS - Foto arsip[ Petugas penyelamat mencari warga pada bangunan yang rusak akibat serangan udara Israel di Teheran, Iran (13/6/2025). Menteri luyar negeri Iran punya opsi untuk membalas serangan Amerika 

Bahkan para ahli menyakini pembuatan bom nuklir itu tetap bakal berlanjut meski rezim saat ini runtuh dan pemimpin baru muncul.

Hal itu diungkap wakil presiden eksekutif Quincy Institute di Washington, DC Trita Parsi melalui media sosialnya.

“Trump baru saja menjamin bahwa Iran akan menjadi negara bersenjata nuklir dalam 5 hingga 10 tahun ke depan. Terutama jika rezimnya berubah," tulisnya.

Parsi berpendapat, jika rezim tersebut runtuh dan elemen militer baru mengambil alih kekuasaan, mereka kemungkinan akan bersikap jauh lebih agresif daripada rezim saat ini dan berlomba menggunakan senjata nuklir.

Selama ini, para ahli mengatakan bahwa Iran kemungkinan telah memindahkan stok uranium yang diperkaya dari fasilitas nuklir utamanya di tengah serangan Israel.

Pembangkit listrik tenaga nuklir yang menghasilkan listrik untuk keperluan sipil menggunakan uranium yang diperkaya antara 3,5 persen dan 5 persen.

Ketika pembangkit listrik ditingkatkan lebih tinggi, uranium dapat digunakan untuk membuat bom.

4. Iran serang Israel 

Respons pertama yang dilakukan Iran setelah serangan AS adalah menyerang Israel.

Rentetan rudal diluncurkan Iran ke kawasan Tel Aviv. Setidaknya 86 orang dirawat di rumah sakit imbas serangan pada Minggu kemarin itu.

Melihat kemungkinan Israel tidak dapat mempertahankan konfrontasi penuh dengan AS dan harapan bahwa Presiden AS, Donald Trump mengurangi keterlibatannya, Iran mungkin ingin melestarikan status quo dan hanya memerangi Israel.

5. Iran gunakan serangan siber atau terorisme 

Dua analis militer mengatakan bahwa Iran dapat menggunakan tindakan asimetris, seperti terorisme atau serangan siber untuk membalas serangan AS.

"Saya pikir IRGC mungkin mencoba mencari tahu kemampuan apa yang tersisa karena persediaan rudalnya menyusut," kata analis keamanan nasional CNN, David Sanger.

"Saya pikir IRGC akan sedikit berhati-hati dan saya menduga itu akan membawa kita pada semua hal asimetris yang dapat mereka lakukan: siber, terorisme. Saya pikir mereka mungkin akan mencari hal-hal yang tidak dapat dilakukan AS dengan pertahanan tradisional," tambahnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved