Berita Nasional

Sekolah Swasta Mewah di Bekasi Diduga Bodong dan Tipu Ortu Siswa, Mendadak Stop Beroperasi

Sekolah Swasta Mewah di Bekasi Diduga Bodong dan Tipu Ortu Siswa, Mendadak Stop Beroperasi

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Budi Sam Law Malau
Wartakotalive.com/ Rendy Rutama
SEKOLAH TIPU ORTU - Momen saat orangtua murid datang ke sekolah swasta mewah di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (16/6/2025). Ortu siswa kecewa karena sekolah berhenti operasi tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. 

Diantaranya dengan mengembalikan uang orangtua siswa.

"Sebaiknya bertanggung jawab pihak sekolah dan kembalikan uang yang  sudah terlanjur bayar, saya juga masih ada uang pangkal di sekolah ini udah kebayar Rp 7,3 juta," harapnya. 

Sebelumnya, puluhan orangtua murid keluhkan adanya dugaan penipuan yang dilakukan pengelola sebuah sekolah swasta di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Seorang orangtua murid, Silvia Legina (30) mengatakan dugaan penipuan menguat usai dijadwalkan para orangtua murid berkumpul untuk mencari solusi dengan bertemu pihak sekolah pada Sabtu (16/6/2025).

Hanya saja terkait jawaban atas dasar keluhan hingga lebih kurang menunggu enam jam berlalu, pihak orangtua justru mengaku tidak kunjung mendapat kepastian dan kejelasan.

"Jadwalnya itu pertemuan orangtua murid atas keputusan rapat pihak sekolah dan yayasan dan lawyer, tapi tidak ada titik temu sampai malam ini dari 14.30 WIB," kata Silvia, Minggu (15/6/2025).

Silvia memaparkan sejumlah keluhan ortu siswa terhadap sistem di sekolah yang belum ada 10 tahun beroperasi tersebut.

Diantaranya mengenai sistem pembelajaran yang ketika mendaftar dijanjikan oleh pihak sekolah perihal kurikulum Cambridge.

Namun berdasarkan pengakuan Silvia selama anaknya mengenyam pendidikan di sekolah itu tidak pernah mendapatkan penerapan pembelajaran kurikulum yang dimaksud.

"Kami dijanjikan dari pihak sekolah kurikulum Cambridge, tapi ternyata bukan berbasis Cambridge, dan alasannya kalau ini hanya berbasis Cambridge bukan kurikulum Cambridge, jadi Cambridge itu tidak kami dapatkan atau tidak sesuai dengan materinya," paparan pertamanya.

Silvia melanjutkan dirinya sebagai orangtua ingin anaknya dilatih untuk lihai berbahasa inggris dan memahami ilmu agama sesuai metode pembelajaran yang sebelumnya diakuinya sempat disampaikan pihak sekolah akan memfasilitasi.

Namun kenyataan menurutnya metode itu justru tidak juga diterapkan.

"Kami harapan sebagai orangtua pengennya anak kami ini agamanya bisa terus bahasa Inggrisnya juga bisa, ternyata tidak sesuai juga karena anak kami di sini diajarinnya pakai bahasa Indonesia full, lalu dari agamanya pun pelajarannya juga kurang tidak ada hafalan (surah Al Quran)," paparan keduanya.

Menurutnya sekolah tersebut diduga tidak memiliki izin dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi untuk menggelar sistem pembelajaran tingkat Playgroup, SD, dan anak inklusi.

Bahkan berdasarkan pengakuan Silvia, Disdik Kota Bekasi sempat diusir alias tidak diperkenankan berkomunikasi dengan pihak sekolah.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved