Berita Jakarta

Job Fair di GOR Tanjung Duren Jakbar Sepi Peminat, Perusahaan Lakukan Pembatasan Umur

Andhika menyampaikan, mencari kerja melalui jobfair dianggap lebih mudah karena bisa bertemu langsung dengan HRD-nya.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Wartakotalive.com/ Nuri Yatul Hikmah
JOBFAIR OMONG KOSONG - Jobfair yang digelar selama 2 hari pada 3-4 Juni 2025 di GOR Tanjung Duren dan Kebon Jeruk, Jakarta Barat disebut-sebut membuka lowongan kerja hingga 3.504 posisi. Sementara pencari kerja Husni merasa jobfair yang disediakan hanya formalitas dan semuanya omong kosong, namun Wakil Wali Kota Jakarta Barat membantahnya. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah


WARTAKOTALIVE.COM, GROGOL PETAMBURAN — Pencari kerja yang mendatangi jobfair hari pertama di GOR Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Selasa (3/6/2025), tidak mengalami pembludakan. 

Potret tersebut nampak berbeda dari video penumpukkan jobfair yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. 

Beberapa pencari kerja mengaku datang untuk mencari peruntungan, meskipun sedikit ragu lantaran tersiar kabar bahwasannya kegiatan jobfair hanyalah sebuah formalitas saja.

"Ya, namanya rezeki enggak ada yang tahu ya, daripada kita hanya mendengar apa kata orang atau gimana, lebih baik kita mencoba dulu," kata salah satu pencari kerja bernama Andhika (25) saat ditemui di lokasi, Selasa (3/6/2025).

"Dan itu juga cuma dari anggapan satu orang saja dan enggak ada klarifikasi dari pihak manapun, jadi kalau menurut saya kenapa tidak untuk mencoba," imbuh dia. 

Andhika menyampaikan, mencari kerja melalui jobfair dianggap lebih mudah karena bisa bertemu langsung dengan HRD-nya.

Namun demikian, ia tak menampik jika hingga 4 bulan paska menganggur, Andhika belum lagi mendapatkan panggilan kerja.

Sementara itu, terkait gelaran jobfair ini, Kepala Suku Dinas (Kasudin) Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Nakertransgi) Jakarta Barat, Jackson Sitorus menyampaikan bahwa wilayah Jakarta Barat selalu rutin melakukan jobfair setiap 3 kali dalam setahun.

"Untuk 2025 ini yang di awal April, kami melakukan jobfair sudah cukup ada beberapa (pencari kerja) yang memang bisa diterima, tapi kembali lagi proses itu kita tidak bisa langsung ya," kata Jackson saat ditemui di lokasi, Selasa.

"Karena proses itu bertahap, mungkin dari teman-teman juga pernah mengalami cari kerja, tidak langsung daftar langsung terima, tapi ada proses-proses yang harus dilalui oleh para job seeker (pencari kerja) untuk bisa dia diterima atau tidak," imbuhnya.

Lebih lanjut, Jackson mengungkap bahwa angka pengangguran di Jakarta Barat menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), berada di 6,18 persen atau lebih dari 76.000 orang.

Dengan digelarnya jobfair secara massif yang tidak hanya dilakukan di wilayah Jakarta Barat saja, Jackson berharap angka pengangguran tersebut bisa diredam. 

Terlebih di samping mempertemukan pemberi kerja dengan pencari kerja, Jackson menyebut jika pihak Sudin Nakertransgi juga membuka peluang pelatihan kerja bagi mereka yang membutuhkan.

"Lowongan yang ada ini 3.504. Kami sih berusaha seoptimal mungkin ya. Tapi nantikan dari hasil pertemuan ini dua hari lagi kami lihat nih progresnya seperti apa, berapa yang daftar, berapa yang proses, sudah diproses pemanggilan, berapa nanti," jelas Jackson.

"Karena prosesnya enggak cuma sekali, pasti bertahap dan itu mekanismenya ada di perusahaan masing-masing," imbuhnya.

Sementara itu, untuk evaluasi jobfair hari pertama yang nampak lebih sedikit dari sebelumnya, Jackson mengaku belum memiliki data konkretnya, sebab pelaksanaan jobfair masih berlangsung. 

Kecewa

Ratusan pencari kerja mendatangi area job fair di GOR Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Selasa (3/6/2025). 

Pantauan Warta Kota di lokasi, para pencari kerka datang pulul 10.00 WIB, dengan membawa berbagai berkas mulai dari lamaran pekerjaan hingga kartu identitas. 

Tidak hanya para pencari kerja muda, sejumlah orang yang berusia di atas 40 tahun juga mendatangi job fair di GOR Tanjung Duren untuk mencari peruntungan.

Baca juga: Desak Pecat! Wamenaker Noel Kecam Pernyataan HRD yang Sebut Job Fair Formalitas

Bahkan dalam job fair kali ini, ada tiga orang disabilitas yang turut hadir untuk mencari pekerjaan.

Mereka merupakan penyandang disabilitas tuli dan daksa. 

Kendati demikian, dari yang terlihat di lokasi, para penyandang disabilitas itu kurang mendapatkan layanan maksimal.

Misalnya saja penyandang disabilitas tuli bernama Rahmat (38) dan Rama Dhika (38), mereka tidak menemukan pekerjaan yang bisa menerima kondisinya.

Baca juga: PSI Kritik Job Fair yang Digelar Dinas Nakertransgi Jakarta: Tak Banyak Warga yang Tahu

Bahkan, 41 tenant yang ada di job fair ini tidak ada yang bisa melayaninya menggunakan bahasa isyarat. 

Sementara penyandang disabilitas daksa bernama Husni (29), nampak hanya memotret beberapa QR code yang ada di dalam job fair, tanpa bercakap-cakap dengan petugas yang berjaga di tenant yang ada.

"Lima tahun mencari kerja, tapi belum ada yang menerima," ujar Dhika menggunakan bahasa isyarat kepada Warta Kota.

Terkait lowongan untuk disabilitas, Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yuli Hartono meminta agar para disabilitas bersabar.

Kendati demikian, ia tidak membeberkan lebih jauh terkait perusahaan mana saja yang membuka lowongan untuk kualifikasi disabilitas.

"Sabar sabar, nanti kan beliau itu datang lagi lalu bertanya apa yang menjadi kebutuhan, ini punya disabilitas gimana letak daripada perusahaan itu yang bisa menerima kan di sini," kata Yuli.

"Jadi ini juga akan menjadi sebuah masukan untuk nantinya yang coba selanjutnya, kepada perusahaan-perusahaan, kami dalam koordinasi kolaborasi itu kami masukkan pesan-pesan daripada masyarakat," imbuhnya.

Sementara itu, salah satu HR Recruiter PT Imperial Group, Heri Yansyah menyampaikan bahwa perusahaannya memang memberikan batasan umur untuk rekruitmen.

Namun, tidak menutup kemungkinan menerima yang usianya di atas 35-40 tahun apabila memiliki skill mumpuni.

Tetapi, ia tak menampik jika tidak ada lowongan untuk penyandang disabilitas di tempatnya bekerja.

"Untuk saat ini disabiltas tidak, karena kalu kita bidangnya FnB nanti kan ada orang makan misalnya gimana, kurang nyaman gitu," katanya. 

Untuk informasi, total ada 41 perusahaan disediakan dalam jobfair kali ini, 3 di antaranya merupakan instansi pemerintah dan 6 jakpreneur.

Sementara untuk lowongan kerja yang tersedia, berjumlah 3.504 posisi. 

Adapun di Jakarta Barat, jobfair dilakukan selama 2 hari, yakni pada 3-4 Juni 2025. 

PSI Kritik Job Fair yang Digelar Dinas Nakertransgi Jakarta

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sekaligus Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta, William Aditya Sarana angkat suara, mengenai 100 hari kinerja Gubernur-Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno. 

“Kami harus mengapresiasi program-program Mas Pram yang sudah terlaksana dengan baik dan mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. Salah satunya adalah layanan transportasi gratis bagi 15 golongan yang sudah diketahui dan dirasakan manfaatnya oleh banyak orang,” ujarnya, Jumat (30/5/2025).

Kendati demikian, William menilai terdapat program-program yang menyisakan beberapa catatan, sehingga harus dikritisi untuk diperbaiki lagi pelaksanaannya di kemudian hari.

Baca juga: Pencari Kerja Membludak dan Berdesakan, Job Fair di Cikarang Ricuh, Banyak yang Pingsan

“Kita tidak bisa menutup mata bahwa masih ada program-program yang harus dikritisi karena belum berjalan secara optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya. 

Kemudian William mencontohkan program pameran pekerjaan atau job fair yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi masih belum diketahui banyak orang, maupun dirasakan manfaatnya jika mengacu kepada survei Indikator bertajuk “Evaluasi Publik Atas Kinerja 100 Hari Gubernur-Gubernur di Jawa” yang terbit belum lama ini.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus mengevaluasi pelaksanaan program tersebut, sehingga penyelenggaraannya bisa lebih optimal lagi nantinya.

“Salah satunya adalah job fair. Ternyata masih ada sekitar 47 persen warga Jakarta yang belum mengetahui keberadaannya. Kemudian, ada banyak orang yang kurang percaya kalau programnya bisa menurunkan angka penggangguran di Jakarta,” tegasnya. 

Baca juga: Disnakertransgi DKI Jakarta Gelar Job Fair, Hari Nugraha: Semoga Pengangguran Bisa Terserap

“Hal-hal seperti ini harus menjadi evaluasi bagi Pemprov DKI Jakarta. Seharusnya program job fair ini berdampak kepada masyarakat yang sedang mencari pekerjaan di tengah-tengah kesulitan ekonomi saat ini, yaitu ketika pemecatan terjadi di mana-mana dan daya beli masyarakat sedang menurun,” lanjutnya. 

William juga mendorong Pramono untuk terus berdialog dengan para pemangku kepentingan, terutama warga Jakarta dalam rangka mencari cara memperkuat program-programnya.

“Dalam hal ini, Mas Pram mungkin perlu berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mencari tahu apa-apa saja aspek dari programnya yang masih perlu ditingkatkan lagi jika dilihat dari sudut pandang pihak-pihak bersangkutan,” tuturnya. 

“Sehingga, Pemprov DKI Jakarta juga bisa mengetahui masalah-masalah dari warga yang merasakan dampak program-programnya secara langsung. Harapannya, itu bisa menjadikan pelaksanaan kebijakan-kebijakan Mas Pram lebih tepat sasaran lagi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Jakarta,” tutupnya. 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved