Viral Media Sosial
Rismon Sianipar Tolak Hasil Uji Forensik Skripsi Jokowi, Tidak Ilmiah dan Subjektif, Ini Alasannya
Rismon Sianipar Sebut Hasil Uji Forensik Skripsi Jokowi Subjektif, Tegaskan Digital Embossing Juga Menciptakan Efek Cekungan
"Anda bayangkan Pak Karni, kalau misalnya saya minta tanda tangan Pak Karni, terus di nama saya tetap Karni Iljes, jadi mau tanda tangan? Pak Karni pasti marah. Padahal ini mahasiswa minta tanda tangan dosennya dan begitu lihat tanda tangan ini senyum si putri," bebernya.
"Dan dia dengan kata lain bilang itu bukan tanda tangan bapaknya dan begitu bandingkan akan langsung bisa lihat tanda tangan asli ini dengan profesor Ahmad Sumitro ada tekanan yang berbeda, tarikannya lain. Ini tanda tangan seperti seseorang yang baru belajar membuat tanda tangan, ragu-ragu," jelas Roy Suryo.
Tak hanya itu, Roy Suryo juga mengungkap sejumlah kejanggalan di antaranya, tidak adanya lembar ujian skripsi yang seharusnya memuat tanda tangan penguji.
Selanjutnya tidak adanya ketidaksesuaian nama pembimbing dengan pernyataan Jokowi serta tidak tercantumnya tanggal pengesahan pada dokumen.
"Hal yang menarik lainnya adalah tidak ada tanggal Pak Karni. Jika kita kumpulkan skripsi dan itu sebagai syarat utama ijazah, harus ada tanggal. Dan yang paling menarik pak karni bukti rekaman itu ada berkali-kali Jokowi mengatakan Pembimbing saya Pak Kaspujo, ada dua kali dia menyebutkan tahun 2017 dan tahun baru-baru ini, 'saya dibimbing oleh Pak Kasmojo'," ujarnya menirukan pernyataan Jokowi.
"Maju mundur maju mundur, 'Kasmujo dulu galak sekali', tapi nama Kasmujo tidak ada di sini. Padahal itu pembimbingnya," jelasnya.
"Kejanggalan lainnya adalah tidak adanya lembar ujian dan itu ada tanda tangan dosen penguji harusnya di sini. Skripsi ini tidak pernah diuji atau siapa pengujinya, tidak ada," beber Roy Suryo.
Jejak Rekayasa Digital
Dalam kesempatan yang sama, Roy Suryo mengungkapkan adanya kejanggalan terkait perbedaan kualitas kertas antar halaman yang signifikan.
Kertas tersebut katanya diduga memiliki usia yang berbeda.
Oleh karena itu, dirinya menganjurkan agar dilakukan pengujian dengan menggunakan uji karbon.
Selanjutnya, hal yang paling disorotinya adalah analisis menggunakan teknologi hasil Error Level Analysis (ELA).
Hasilnya, tingkat kompresi gambar yang tidak konsisten pada dokumen digital, adanya jejak editing digital serta ketidaksesuaian resolusi pada bagian-bagian tertentu.
"Berani saya pastikan 99 persen itu palsu, kenapa saya bilang palsu, ada teknologi yang bisa me-review itu bang karni, namanya teknologi ELA (error level analysis). Di error level analysis ketemu aslinya, jadi maksudnya ini tandatangan dia (Ahmad Sumitro) asli dari orang lain, bukan miliknya Jokowi," ungkap Roy Suryo.
"Kalau di ijazah ada keanehan, di bidang logo, pas foto lalu dicap (stempel). Setelah kita teliti ya itu ternyata tidak menempel atau maaf tidak ditempel stempel, jadi stempel itu yang di bawah pas foto," jelasnya.
"Jadi seperti orang kalau mau memalsukan foto ya, itu kan kemudian ada stempel di foto ditempel itu dia pemotongnya tipis sekali itu. Dan begitulah yang terjadi dan sudah dicek menggunakan komputer, sangat jelas saya analisa itu," tegasnya.
Dr Tifa Bandingkan Map Ijazah Jokowi dengan Map Miliknya
Tak hanya soal ijazah dan skripsi Jokowi, Dr Tifa juga mempertanyakan map ijazah yang dibawa Jokowi di Bareskrim Polri pada Selasa (20/5/2025).
Ketika itu, Jokowi hadir didampingi kuasa hukumnya menjawab panggilan penyidik Bareskrim Polri.
Dirinya diperiksa selama satu jam lebih.
Usai menjalani pemeriksaan, Jokowi kemudian menyapa para wartawan yang sudah menunggunya sejak pagi.
Di tangannya terlihat sebuah map lusuh berwarna hitam dengan logo Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sudah pudar.
Map berisi ijazah asli itu diungkapkan Jokowi sebelumnya diserahkan kepada Bareskrim terkait uji forensik.
Dr Tifa mengaku heran dengan map yang dibawa Jokowi.
Lewat akun twitternya @DokterTifa pada Jumat (23/5/2025), Dr Tifa mengungkapkan belum pernah melihat map S1 UGM seperti yang dipegang Jokowi.
Sebab, map ijazah milik kedua orangtuanya, kedua kakaknya maupun miliknya, map ijazah terbitan UGM sangat berbeda dengan milik Jokowi.
"Map ijazah Sarjana S1 UGM seperti ini," tulis Dr Tifa menunjukkan potret map ijazah S1 UGM dalam postingannya.

"Sejak Ayah & Ibu saya wisuda UGM tahun 1968 dan 1970, Sejak kedua Kakak saya wisuda UGM tahun 1990 dan 1991, Sejak saya wisuda UGM tahun 1995, Mapnya bentuk landscape/horizontal, bagian depan dua bagian," ungkapnya.
"Bagian atas ada logo UGM dan tulisan Universitas Gadjah Mada Bagian bawah plastik bening Bagian belakang hitam polos tanpa tulisan. Ketika diisi ijazah, maka penampilan seperti foto kedua," jelasnya merujuk potret kedua yang diunggahnya.

Merujuk sejumlah map S1 UGM milik keluarganya, Dr Tifa pun mempertanyakan keaslian map ijazah S1 UGM milik Jokowi.
Sebab, desain map S1 UGM milik Jokowi sangat berbeda dengan map ijazah S1 UGM miliknya maupun milik keluarganya.

"Jadi ketika versi lain di foto ketiga, map hitam, portrait/vertikal, logo UGM vertikal di bawah ada nama dst, saya jadi bingung, itu map ijazah UGM cabang mana?" tanya Dr Tifa.
"Apakah ada yang bisa memberi pencerahan, barangkali saya salah?" tanyanya lagi.
Viral media sosial
berita viral
viral lokal
viral
Rismon Sianipar
ijazah Jokowi
skripsi Jokowi
Roy Suryo
Dr Tifa
Lampu Merah di Cawang Dimatikan Pak Ogah Demi Uang, Dishub: Sudah Berulang Kali Terjadi |
![]() |
---|
Profil Nanakoot Kini Jadi Perbincangan Setelah Review Jujur Donat Pinkan Mambo |
![]() |
---|
Usai Diserbu Ratusan Pengunjung, Kuil Murugan di Jakarta Barat Terpaksa Ditutup Sementara |
![]() |
---|
Cerita Anies Jelang Sidang Vonis Tom Lembong, Geisz: Bukti Pemimpin Otentik |
![]() |
---|
Viral Konvoi PSHT Nyalakan Kembang Api di Taman Mini, Ini Penjelasan Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.