Viral Media Sosial
Dr Tifa Ungkap Julukan Baru yang Dinilainya Paling Hina dari Buzzer, Namanya Termul, Apa Itu?
Jengah dengan Kelakuan Buzzer, Dr Tifa Ungkap Kehadiran Termul, Julukan Paling Hina Bagi Pendukung Si Mul
Sedangkan yang lain berpandangan bahwa seorang buzzer bisa juga menggunakan akun-akun pemengaruh (influencer), bahkan keduanya.
Terdapat perbedaan pandangan pula di antara pengamat sosial mengenai kompensasi atau upah atas 'kerjanya'.
Beberapa menganggap seseorang hanya bisa dikatakan buzzer jika mereka menerima imbalan berupa uang.
Pengamat sosial yang lain beranggapan bahwa imbalan bisa berupa dalam bentuk lain seperti jabatan, jejaring sosial dan lainnya.
Umumnya Buzzer yang terlibat dalam penyebaran pandangan yang menyangkut pemilu, partai politik, serta kebijakan pemerintah dan perusahaan yang berdampak pada publik.
Dikutip dari Jurnal Universitas Chicago yang disusun Tony Rudyansjah and Pradipa P. Rasidi, istilah Buzzer di Indonesia muncul ketika Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinyatakan bersalah atas penistaan agama dan dihukum dua tahun penjara pada 9 Mei 2017.
Berita vonisnya muncul di salah satu stasiun televisi nasional.
Dalam hitungan menit, linimasa Twitter dipenuhi retweet dan tanggapan dari para informan kami.
Ekspresi sedih, marah, dan campuran keduanya membanjiri platform.
Sebagian menyalahkan pemerintah karena menggunakan hukum kolonial yang ketinggalan zaman, sebagian lagi menuding rival politik Ahok yang mendorong vonis ini.
Meskipun kebijakannya kerap keras terhadap kaum miskin perkotaan, Ahok dihormati kelas menengah Jakarta sebagai birokrat yang cemerlang.
Keriuhan dalam lini masa Twitter terasa nyata.
Beragam komentar saling serang dituliskan dalam topik 'Vonis Ahok'.
"Melalui kasus buzzer, kami meneliti bagaimana tubuh dikonstitusikan di dunia virtual, sekaligus menunjukkan bahwa praktik ngebuzz berakar pada bentuk budaya Indonesia yang telah ada. Teori awal tentang tubuh dan dunia virtual sering memisahkan secara tegas antara virtual dan fisik (contoh di Richardson & Harper 2002). Misalnya, Michael Heim (dalam Richardson & Harper 2002) menggambarkan dunia virtual sebagai ruang di mana 'pikiran terhubung dengan pikiran, tanpa keterbatasan tubuh fisik'," tulis jurnal.
"Namun, gagasan 'pemisahan tubuh' (disembodiment) ini justru berakar pada dualisme pikiran-tubuh ala Cartesian. Bagi Descartes, diri terwujud melalui pengakuan atas pikiran rasional, sementara tubuh hanyalah wadah. Teknologi digital kemudian memperkenalkan gagasan bahwa 'diri tidak hanya terpisah dari tubuh, tetapi juga tidak terbatas pada pikiran yang terkurung dalam tubuh' (Richardson & Harper 2002)," bebernya.
| Kisah Sopir Ambulans Meninggal Setelah Selesai Antar Jenazah |
|
|---|
| Sekjen Golkar Sebut Laporan Meme Bahlil Inisiatif AMPG, DPP Akan Panggil Kader |
|
|---|
| Polisi Ungkap Dugaan Perundungan Tak Terjadi Sebelum Mahasiswa Unud Tewas |
|
|---|
| Viral Aksi Bullying Siswa SMPN 1 Tambun Selatan, Pihak Sekolah Lepas Tangan |
|
|---|
| Medy Renaldy Mode Serius, Ingatkan Bahaya Main Roblox: Stop Sekarang Kalau Mau Selamat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.