Media Sosial

Founder Drone Emprit Sebut Tren Positif Vaksin TBC di Media Mainstream, Tapi Negatif di Medsos

"Narasinya Indonesia jadi kelinci percobaan, bahkan dihubungkan dengan kasus di India yang katanya 47 ribu anak lumpuh setelah vaksinasi,”

Editor: Ahmad Sabran
Warta Kota
KOMUNIKASI PEMERINTAH - Kiri ke kanan : Moderator Geok Mengwan, pemilik Drone Emprit Ismail Fahmi, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Ujang Komarudin, Plt Rektor Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Muhammad Saifulloh saat diskusi publik bertajuk 'Komunikasi Merah Putih' di Jakarta, Minggu (11/5/2025). 

“Komunikasi politik tidak melulu soal retorika. Kini, emosi dan kehangatan justru menjadi nilai tambah. Masyarakat ingin melihat sisi personal seorang pemimpin, dan di situlah strategi komunikasi memainkan peran penting,” imbuhnya.

Baca juga: Pada Paus Leo XIV, Israel “Ngemis” Hubungan dengan Vatikan Makin Erat Usai Sempat Renggang

Ia juga menyoroti perubahan pendekatan dalam penggunaan media sosial. Jika sebelumnya kampanye politik mengandalkan akun-akun besar dan buzzer, kini strategi beralih ke akun kecil yang tampil natural, tapi dikelola secara profesional. Pendekatan ini dinilai lebih efektif dalam membangun kepercayaan dan kedekatan dengan audiens.

“Tim komunikasi sekarang lebih memilih bekerja di balik layar. Mereka mengelola konten dan narasi melalui kanal-kanal yang tampak organik, sehingga penerimaan publik menjadi lebih natural,” ujarnya.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa strategi komunikasi politik harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan perilaku audiens. Komunikasi yang bersifat satu arah sudah tidak relevan. Yang dibutuhkan adalah interaksi, keterlibatan, dan kepekaan terhadap dinamika sosial.

Transformasi citra Prabowo menjadi contoh konkret bagaimana komunikasi politik yang terencana dan emosional dapat menciptakan keterhubungan antara tokoh politik dan masyarakat. Dalam konteks demokrasi, hal ini menjadi elemen penting dalam membangun legitimasi dan kepercayaan publik.

“Komunikasi politik hari ini bukan soal siapa yang paling vokal, tapi siapa yang paling bisa diterima. Itulah mengapa strategi yang baik sangat menentukan arah dan keberhasilan sebuah kampanye,” kata Saifullah.

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan sekaligus Juru Bicara Istana, Dr. Ujang Komarudin  menyampaikan capaian-capaian pemerintah kepada publik secara utuh dan berimbang. Menurutnya, banyak program strategis yang telah dijalankan Presiden Prabowo Subianto selama ini belum banyak diketahui masyarakat.

“Seringkali masyarakat tidak tahu, tidak paham apa saja yang sudah dilakukan pemerintah. Akibatnya, muncul banyak serangan dan nyinyiran. Kritik itu sah dan wajar dalam negara demokrasi, tapi fakta juga harus disampaikan,” ujar Ujang

Ujang memaparkan, selama tujuh bulan terakhir Kabinet Merah Putih sudah melakukan sejumlah  langkah besar. Salah satunya adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat, mulai dari anak-anak sekolah hingga ibu hamil dan menyusui. Program ini, menurut Ujang, bahkan menarik perhatian dunia salah satunya tokoh filantropi internasional. “Bill Gates datang langsung ke Indonesia untuk melihat langsung program ini berjalan,” katanya.

Selain MBG, ia juga menyoroti layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah membantu jutaan masyarakat, serta reformasi besar dalam pendataan sosial melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Menurutnya, konsolidasi data ini menjadi terobosan penting untuk memastikan keakuratan dalam penyaluran bantuan sosial dan subsidi.

Ujang menekankan, keberhasilan-keberhasilan tersebut sering kali tenggelam dalam perdebatan di media sosial yang cenderung gaduh dan kurang substansial. Ia menyesalkan bahwa narasi negatif lebih cepat menyebar dibanding informasi faktual yang berbasis data. “Sayangnya, yang muncul di ruang publik justru lebih banyak serangan daripada substansi pembangunan,” katanya.

Ia juga mengutip hasil survei yang menyebutkan bahwa netizen Indonesia dikenal sebagai yang paling tidak sopan di dunia digital. Menurutnya, ini menjadi cerminan bahwa komunikasi publik perlu diperbaiki, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sipil.

Meski demikian, ia tak menampik adanya kekurangan dalam pelaksanaan sejumlah program. Ia mencontohkan kasus keracunan makanan dalam program MBG. Namun, menurutnya, hal itu sudah direspons cepat oleh Menteri Kesehatan dan dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved