Berita Bogor
Uang Kompensasi Rp 11,2 Juta untuk Sopir dari Dedi Mulyadi Sudah Dikembalikan
Dadang Kosasih, mengatakan bahwa dana sebesar Rp 11,2 juta yang sebelumnya dikumpulkan dari para sopir kini telah dikembalikan seluruhnya.
WARTAKOTALIVE.COM - Uang kompensasi diberikan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk para sopir angkot di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, sempat dipotong oleh oknum, kini telah dikembalikan sepenuhnya.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor menegaskan bahwa pemotongan tersebut bukan dilakukan oleh pihaknya, melainkan berawal dari kesepakatan antara sopir dan pihak Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU).
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, mengatakan bahwa dana sebesar Rp 11,2 juta yang sebelumnya dikumpulkan dari para sopir kini telah dikembalikan seluruhnya.
“Sekarang hari ini kita sudah saksikan semua bahwa yang potongan Rp 200.000, Rp 100.000, dan Rp 50.000, yang jumlahnya Rp 11,2 juta sudah diserahkan kembali ke sopir. Ini murni dari KKSU langsung yang kemarin ada pungutan itu ternyata itu keikhlasan dari sopir,” ujar Dadang saat ditemui di Pos Dishub Gadog, Puncak Bogor, Jumat (4/4/2025).
Baca juga: Uang dari Dedi Mulyadi untuk Sopir Angkot di Puncak Bogor Dipotong, Ini Kata Dishub Kabupaten Bogor
Menurut Dadang, simpang siur informasi yang menyebut adanya keterlibatan Dishub atau Organda dalam pemotongan dana adalah akibat miskomunikasi.
“Terkait informasi yang di luar yang simpang siur, dari mulai Organda, Dishub, dengan KKSU, dan pemilik kendaraan, kita sudah sepakat bahwa yang tersampaikan ke Gubernur itu sama sekali tidak benar. Hal ini karena miskomunikasi,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah sopir angkot mengadu kepada Dedi Mulyadi bahwa uang kompensasi sebesar Rp 1 juta yang mereka terima sebagai pengganti larangan beroperasi selama arus mudik dan balik Lebaran 2025 dipotong sebesar Rp 200.000 oleh oknum petugas.
Dedi menanggapi aduan tersebut dengan menjanjikan penggantian penuh atas dana yang dipotong.
“Untuk sopir angkot yang dipotong, jangan cemas ya, saya akan siapkan Rp 200.000 lagi sebagai uang pengganti,” kata Dedi dalam video yang diterima Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Selain kompensasi tunai Rp 1 juta, para pengemudi juga menerima bantuan sembako senilai Rp 500.000, yang diberikan dalam dua tahap sebelum dan sesudah Lebaran.
Dedi Mulyadi memerintahkan seluruh sopir angkot di Jalan Raya Puncak berhenti beroperasi sementara selama libur Lebaran.
Larangan tersebut juga ditandai dengan kompensasi diberikan kepada para sopir selama mereka tidak bisa bekerja.
Namun ternyata kompensasi tersebut malah dipotong oleh oknum tertentu dengan alasan keikhlasan yang ternyata malah dipotong dengan jumlah tertentu.
Adalah sopir angkot yang Emen mengungkap adanya pemotongan uang bantuan dari oknum petugas.
Menurut Emen, potongan tersebut dibuat seolah-olah iuran seikhlasnya dari para sopir angkot.
Namun pada faktanya, setiap sopir angkot dipatok harus memberikan uang sebesar Rp 200.000.
Padahal sebelumnya setiap sopir diberikan yakni uang Rp 1.000.000 dan sembako senilai Rp 500.000.
Namun pada prakteknya di lapangan, uang yang diterima oleh para sopir angkot yakni hanya Rp 800.000.
Baca juga: Sopir Angkot Ngeluh! Uang Kompensasi dari Dedi Mulyadi Disunat Oknum, Cuma Terima Rp 400.000
"Ini kan bantuannya bukan bantuan dari saya, satu bantuan dari Bank Jabar peduli, kedua dari Baznas, dalam bentuk uang, Rp 500 ribu dalam bentuk paket makanan pokok. Terus yang terjadi seperti apa?," tanya Dedi Mulyadi dikutip dari akun Youtube-nya, Kang Dedi Mulyadi, Jumat (4/3/2025).
Kepada Dedi Mulyadi, Eman menceritakan dirinya bersama sopir lainnya kena potongan dari bantuan yang didapat.
"Kan uang Rp 1 juta ya. Bilangnya yang mungut, keikhlasan. Tapi keikhlasannya ditarget Pak, Rp 200 ribu," tutur Emen.
Mendengar itu Dedi Mulyadi pun langsung syok.
"Berarti dipotong Rp 200 ribu?," tanya KDM.
Ia juga menanyakan sosok yang meminta pungutan itu kepara para sopir angkot.
"Itu Pak dari Dishub sama KKSU, kurang tahu namanya," jawab Emen lagi.
Dedi Mulyadi, pun menyesalkan uang itu tidak diberikan langsung petugas Dishub kepada para sopir angkot.
"Harusnya kan dari Dishub langsung dikasih ke sopir angkot, yang terjadi seperti apa?," tanya KDM lagi.
Emen pun mengungkap kalau pemotongan dilakukan oleh oknum Dishub juga.
Baca juga: Uang Dipotong, Sopir Angkot di Bogor Tetap Jalan Saat Libur Lebaran Meski Ada Larangan Dedi Mulyadi
"Ya itu pemotongan Rp 200 ribu, dari Dishub, Organda, dan KKSU, kelompok unit bawahannya Organda," jelas Emen lagi.
Bahkan Emen juga mengungkap bahwa pemotongan itu dilakukan oleh pegawai Dishub Kabupaten Bogor.
"Rp 200 ribu dikali 500, lumayan Rp 500 juta," kata Dedi Mulyadi.
Emen pun mengaku tak tahu uang itu akan dipergunakan untuk apa.
"Makanya kita nanya buat apa uangnya, kalau kita tahu jelas mah gak apa-apa," katanya lagi.
Dedi pun terus mencecar aliran uang itu dan siapa pelakunya.
"Katanya uangnya dikemanain? Yang nerima namanya siapa tahu gak?," ujarnya.
"Kita cuma dipinta Rp 200 ribu, semuanya, kita nyerahin Rp 4 juta. Ketua KKSU yang terima uang, Pak Nandar.
Sementara itu, Sekretaris DPC Organda Kabupaten Bogor, Haryandi mengaku uang itu merupakan ucapan terima kasih dari para sopir angkot.
Menurut dia, hal tersebut merupakan inisiatif dari sejumlah pengurus komunitasnya masing-masing.
"Itu tidak benar adanya, tetapi betul ada anggota kami di lapangan menerima sejumlah uang sebagai ucapan terimakasih yang sifatnya seikhlasnya dari beberapa para pengurus paguyuban atau komunitas," ujarnya kepada wartawan di Simpang Gadog, Kamis (3/4/2025).
Haryandi mengungkapkan, uang yang terhimpun sebagai ucapan terimakasih tanpa dipatok dari para sopir angkot tersebut berjumlah Rp3,2 juta.
Ia pun menegaskan jika dalam menghimpun uang tersebut tanpa ada paksaan dan juga tidak semua sopir angkot memberikan kontribusinya.
Sementara itu, ia menjelaskan imbalan tersebut diberikan sebagai ucapan terimakasih karena timnya telah membantu proses pendataan dalam waktu singkat setelah kebijakan itu diambil.
"Sekali lagi kami dari Organda Kabupaten Bogor menyatakan bahwa hal pemotongan itu tidak benar adanya, tetapi hanya menerima imbalan terimaksih sesuatu yang sekali lagi sifatnya sukarela," katanya.
(Kompas.com/TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Pemburu Burung Liar Ditemukan Tewas di Curug Seribu, Pamijahan Bogor, Sempat Hilang 9 Hari |
![]() |
---|
Pemkab Bogor Toreh Prestasi, Raih Penghargaan Digital Transformation Governance Index dari UGM |
![]() |
---|
Buru Burung sampai Curug Seribu, Seorang Pemburu Tewas Terpeleset dan Terjepit Kayu |
![]() |
---|
Jadi Korban Pemukulan Bang Jago di Jalanan Cibinong Bogor, Ini Pengakuan Wijaya |
![]() |
---|
IPB University Buka Kajian Soal RTH di Sentul City, Ini Dampaknya Terhadap Polusi dan Banjir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.