Berita Nasional

Semprot Dedi Mulyadi soal Larangan Study Tour, Ketua Komite SMAN 6 Depok: Jangan Asal Komentar!

Sebagai Gubernur Jabar yang sebentar lagi dilantik, Dedi Mulyadi pun harus memikirkan orangtua di sekolah lain yang ada di Jawa Barat.

|
Editor: Feryanto Hadi
Tribun Jabar
LARANG STUDY TOUR - Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi atau Demul mengomentari pemberitaan soal study tour di SMAN 6 Depok, biayanya membuat orangtua siswa menjerit. Namun, rencana itu mendapatkan perlawanan dari Ketua Komite SMAN 6 Depok 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Ketua Komite SMAN 6 Depok menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi yang melarang kegiatan study tour bagi SMAN 6 Depok

 Sosok Ketua Komite yang berani mengkritik keras Dedi Mulyadi itu adalah Eko Pujianto.

Eko meminta kepada Dedi Mulyadi tak asal melarang study tour yang sudah dilaksanakan sekolah itu sejak dulu

Menurut Eko Pujianto, study tour itu sudah ada dalam kurikulum.

Sehingga Dedi Mulyadi tidak bisa begitu saja membatalkan agenda tersebut.

"Tolong jangan asal komentar, karena yang rugi reputasi sekolah ini. Saya berani ngomong seperti ini karena kami di komite bekerja ikhlas lillahi taala," kata Eko.

Apalagi kata dia, pihak orangtua siswa juga melakukan subsidi bagi siswa yang kurang mampu.

 Menanggapi hal itu, Demul pun mengaku bahagia.

Baca juga: Kepsek MAN 2 Kota Bekasi Buka Suara soal Demo Ratusan Murid terkait Kerusakan Fasilitas Sekolah

Baca juga: Ribut Besar saat Dua ASN Kantor Imigrasi Tepergok Selingkuh, Didamprat Pasangan Masing-masing

"Saya hari ini bahagia banget karena mendapat informasi ada komite sekolah yang mengkritik saya tajam atas saran saya yang menunda atau membatalkan study tour ke Bali," kata Demul di akun TikToknya, @dedimulyadiofficial, Senin (17/2/2025).

Dedi Mulyadi menyampaikan terima kasih pada Ketua Komite SMAN 6 Depok yang peduli pada siswa-siswanya untuk mendapat pelajaran berharga dari pergi ke Bali terutama di bidang pelajaran PPKN.

"Orang lain orangtuanya protes karena kemahalan, ini protes karena dianggap biaya sekian itu tidak terlalu mahal. Ini tentu menunjukkan kelas ekonomi di sekolah tersebut sangat mapan orangtua siswanya," kata Dedi Mulyadi.

Namun Demul menegaskan bahwa pelajaran PPKN tidak perlu dilakukan jauh-jauh ke Bali.

"Pelajaran PPKN bisa di lingkungan kita, membantu orang tuanya beresin rumah itu adalah PPKN, berkunjung tetangga siapa tahu tetangganya tidak punya beras itu PPKN," jelasnya.

Menurut Dedi Mulyadi, perjalanan siswa ke Bali merupakan piknik.

Dirinya pun tidak melarang orangtua yang ingin anaknya piknik hingga ke Bali.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved