Narkoba

Direktur Interdiksi Narkotika Bea Cukai Ungkap Penyelundupan Mulai dari Keramik hingga Dubur

Masuknya narkoba ke Indonesia dengan berbagai cara, salah satunya bandar memakai keramik untuk menyimpannya

Wartakotalive/Miftahul Munir
PENYELUNDUPAN NARKOBA : Direktorat Interdiksi Narkotika Bea Cukai selama dua tahun mengungkap berbagai macam modus penyelundupan narkoba. Dir Interdiksi Narkotika, Syarif Hidayat akui selalui berhasil gagalkan peredaran narkoba. (Wartakotalive/Miftahul Munir) 

"Anjing kami itu pasif pak, kalau dia curiga itu akan diam duduk, kalau misalkan orang yang bawa narkoba jalan, dia akan ikut jalan dan kalau orang itu diam, anjing ini ikut diam. Dia tidak akan menggigit," ungkapnya.

Baca juga: Dipakai untuk Membuat Narkoba Sintetis, Rumah Kontrakan di Cikarang Utara Bekasi Digrebek Polisi

Syarif mengakui, anak buahnya sempat bingung dengan keramik yang tipis tapi ada isi narkoba. Akhirnya salah satu keramik di hancurkan dan ternyata ada serpihan seperti kristal.

Akhirnya serpihan itu dibawa ke laboratorium Bea Cukai untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam dan hasilnya ternyata sabu.

"Nah ternyata sama penerimanya ini nanti keramik itu akan dilarutkan dan bagian sabunya terpisah. Kami kaget dan bisa-bisa terpikir seperti ini," jelas Syarif.

Syarif menyatakan, modus unik lainnya para bandar narkoba yaitu menggunakan handuk. Di mana hancur tersebut dimasukan ke dalam cairan narkoba dan kemudian dikeringkan.

Setelah kering, handuk yang terlihat ada serbuk kristal itu dikirim ke penerimanya.

"Beda lagi dengan modus dari Thailand dan Amerika Latin itu, mereka mengemas narkoba itu seperti kelereng, kemudian di telen sampai 20-30," ucapnya.

Lanjut Syarif, ada juga modus penyelundupan narkoba dengan memasukan ke bagian dubur (lelaki) dan kemaluan depan (bagi perempuan).

Menurut Syarif, paling mudah pihaknya mengeluarkan barang haram tersebut dari dubur ataupun kemaluan perempuan dibanding narkoba yanh ditelan.

Sebab, pihaknya harus melakukan pemeriksaan terhadap perut pelaku dengan alat X-Ray. Ketika terlihat butiran-butiran maka pihaknya langsunh mencari cara untuk mengeluarkan.

"Makanya dia ketika berangkat dari negaranya itu enggak makan dan minum apa-apa, pokoknya dia enggak berani ada sesuatu makanan atau minuman masuk ke dalam perutnya. Kalau masuk makanan atau minuman itu akan ke dorong. Itu juga ada jangka waktunya sekian jam, kalau lewat makan akan turun dan kalau di keluarkan itu jumlahnya bisa sampai 2 Kg (sabu)," kata Syarif.

Modus di laut

Para bandar narkoba juga memanfaatkan kelengahan pengawasan perairan Indonesia untuk selundupkan narkoba.

Biasanya modus yang digunakan adalah menyimpan narkoba di dinding atau diikat di bawah bagian kapal. Sehingga, narkoba itu dibiarkan terseret air sampai ke lokasi tujuan.

Syarif menerangkan, produsen narkotika terbesar saat ini ada di negara Myanmar. Biasanya, para bandar dari Myanmar menyelundupkan narkoba melalui jalur tikus laut.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved