Narkoba

Direktur Interdiksi Narkotika Bea Cukai Ungkap Penyelundupan Mulai dari Keramik hingga Dubur

Masuknya narkoba ke Indonesia dengan berbagai cara, salah satunya bandar memakai keramik untuk menyimpannya

Wartakotalive/Miftahul Munir
PENYELUNDUPAN NARKOBA : Direktorat Interdiksi Narkotika Bea Cukai selama dua tahun mengungkap berbagai macam modus penyelundupan narkoba. Dir Interdiksi Narkotika, Syarif Hidayat akui selalui berhasil gagalkan peredaran narkoba. (Wartakotalive/Miftahul Munir) 

WARTAKOTALIVE.COM, PULOGADUNG - Berbagai macam modus dan cara bandar narkoba dari luar negeri menyelundupkan barang haram tersebut ke Indonesia.

Para bandar narkoba ini selalu memutar otak agar narkoba berbagai macam jenis mulai dari sabu, ekstasi dan lainnya bisa beredar di Indonesia.

Salah satunya yang menarik perhatian publik adalah ungkapan dari Direktorat Interdiksi Narkotika Bea Cukai beberapa waktu lalu.

Di mana bandar narkoba mengkamuflasekan narkoba jenis sabu menggunakan keramik.

Direktur Interdiksi Narkotika Bea Cukai, Syarif Hidayat membenarkan bahwa narkoba masuk ke Indonesia dengan berbagai macam cara.

Namun, kata dia, pada umumnya para bandar mengirim menggunakan layanan kiriman via pos.

Pastinya di dalam keterangan itu tidak ada tertulis narkotika, karena biasanya kiriman barang atau lainnya.

Baca juga: Kena Pancingan, 10 Pengedar Narkoba di Bekasi Berhasil Ditangkap, Begini Cara Polisi Bergerak

"Pastikan di tulis sebagai barang lain. Kadang-kadang mereka kirim keterangannya pakaian. Kemarin itu kami ungkat tulisannya keramik," katanya saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Direktorat Interdiksi Narkotika Bea Cukai tidak bisa melalukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap barang yang masuk ke Indonesia.

Namun, kata Syarif, pihaknya akan selalu mencurigai barang yang masuk ke Indonesia bagian dari penyelundupan narkoba.

Sehingga, barang yang dicurigai dilakukan pemeriksaan secara intensif.

Namun, apabila dalam pemeriksaan itu tidak ditemukan narkoba, maka pihaknya menggunakan cara lain yaitu menerjunkan K9 atau anjing pelacak.

"Kasus keramik, teman-teman sudah periksa dan itu benaran keramik, kami terjunkan K9 atau anjing pelacak. Karena di kantor kami ini ada K9 centernya, kami punya anjing pelacak 53 ekor," ucapnya.

Syarif menjelaskan, ketika itu anjing pelacak yang diterjunkan mencium adanya narkoba dari dalam paket kiriman keramik.

Sebab, anjing tersebut hanya berdiam diri di depan tumpukan keramik dan petugas langsung mencari keberadaan narkoba.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved