Berita Bekasi

Antre Panjang Beli Gas Elpiji 3 Kg, Warga Babelan: Bikin Susah, Ada-ada Aja Kebijakan Kayak Begini

Antre Panjang Beli Gas Elpiji 3 Kg, Warga Babelan: Bikin Susah, Ada-ada Aaja Kebijakan Kayak Begini

|
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
ANTREAN PEMBELIAN ELPIJI : Puluhan warga mengantre membeli gas elpiji 3 kilogram di lokasi Pangakalan Jalan Raya Pertamina, Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi pada Senin (3/2/2025). Mereka meminta pemerintah membatalkan kebijakan ini. (Muhammad Azzam/ Tribun Bekasi) 

Aripin berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini, terutama menjelang bulan Ramadan, di mana kebutuhan gas untuk memasak sahur dan berbuka puasa meningkat.

"Kebijakan ini harus diperbaiki. Apalagi menjelang puasa, kalau gas habis tengah malam, nggak ada pangkalan yang buka, kan repot," harapnya.

Dewi (42) juga mengeluhkan hal yang sama. Ia merasa kerepotan jika harus membeli gas di pangkalan, karena dirinya memiliki tiga anak kecil yang menyulitkan ketika harus pergi jauh dan antre lama.

Dewi menyebutkan bahwa harga gas elpiji 3 kilogram yang dibeli di pangkalan lebih murah, yaitu Rp 19.000, dibandingkan dengan harga di warung-warung yang mencapai Rp 22.000 hingga Rp 23.000.

"Bikin susah aja, ada-ada saja kebijakan kayak begini. Kami sih nggak masalah beli agak mahal di warung, yang penting dekat rumah," katanya.

Alasan Menteri ESDM Bahlil Larang Pengecer Jual Elpiji 3 Kilogram

Keputusan Pemerintah yang melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram memicu polemik di masyarakat.

Gas elpiji 3 kilogram mendadak langka, masyarakat pun harus mengantre panjang untuk membeli gas elpiji 3 kilogram yang disalurkan pemerintah.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan alasan elpiji 3 kilogram tidak boleh lagi dijual oleh pengecer atau warung kelontong. 

Menurut dia, selama ini tahapan distribusi elpiji subsidi dilakukan dari PT Pertamina (Persero) ke agen, lalu ke pangkalan, dan barulah ke pengecer.

Namun, berdasarkan laporan yang diterimanya, justru terjadi permainan harga di tingkat pengecer.

Alhasil, masyarakat membeli elpiji 3 kg dengan harga yang lebih mahal dari yang ditetapkan pemerintah.

"Selama ini kan Pertamina menyuplai ke agen, agen menyuplai ke pangkalan, pangkalan menyuplai ke pengecer. Laporan yang masuk ke kami itu kan ada yang memainkan harga," ujar Bahlil dikutip dari Kompas.com pada Senin (3/2/2025).

GAS LPG LANGKA - Warga mengantre untuk membeli gas elpiji tiga kilogram di Pangkalan LPG 3 Kg Jul Chaidir, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (3/2/2025). Dalam tempo 30 menit, stok 70 tabung ludes terjual. (TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy)
GAS LPG LANGKA - Warga mengantre untuk membeli gas elpiji tiga kilogram di Pangkalan LPG 3 Kg Jul Chaidir, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (3/2/2025). Dalam tempo 30 menit, stok 70 tabung ludes terjual. (TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy) (warta kota/m rifqi)

Dia juga mengaku menerima laporan bahwa penyaluran elpiji subsidi tidak sepenuhnya tepat sasaran.

Malahan, ada kelompok tertentu yang membeli elpiji 3 kg dalam jumlah tidak wajar untuk memainkan harga.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved