Kesehatan Anak

Skrining dan Rujukan Terapi Jadi Kunci Deteksi Awal dan Intervensi Tepat Penanganan Stunting

Skrining dan rujukan terapi stunting sangat penting dalam mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS).

The Telegraph
Ilustrasi anak-anak mengalami stunting atau tubuh pendek. Dokter Spesialis Anak, dr. Novitria Dwinanda, SpA(K) dalam keterangan resmi, Jumat (31/1/2025) mengatakan, skrining dan rujukan terapi stunting sangat penting dalam mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Stunting masih menjadi tantangan kesehatan yang dihadapi anak Indonesia. Stunting bisa menjadi salah satu permasalahan yang dapat menghambat tumbuh kembang dan potensi optimal anak-anak sebagai penerus generasi bangsa Indonesia, sehingga dapat menghambat terwujudnya generasi emas 2045. 

Baik anak dari keluarga yang mampu maupun tidak mampu secara ekonomi dapat beresiko mengalami stunting.

Sebab, lingkungan terdekat anak merupakan faktor yang turut memberi pengaruh besar pada persoalan stunting di Indonesia. 

Dokter Spesialis Anak, dr. Novitria Dwinanda, SpA(K) mengatakan, terdapat berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting antara lain, rendahnya pemahaman orang tua tentang stunting sehingga kurang memperhatikan asupan Bunda selama kehamilan dan asupan anak seperti kecukupan ASi dan praktik pemberian makan pendamping (MPASI) yang tidak tepat.

Selain itu rendahnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin karena kesadaran masyarakat dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan.

"Masih banyak orang tua di Indonesia sulit menerima kenyataan atau malu jika anaknya terdiagnosa stunting dan cenderung menyangkal diagnosis dan menolak untuk dirujuk ke Rumah Sakit agar mendapat penanganan komprehensif," ucap dr. Novitria dalam keterangan resmi, Jumat (31/1/2025).

Oleh karena itu, lanjut dr. Novitria, penanganan anak dengan risiko stunting adalah dengan intervensi keluarga dan lingkungan terdekat anak, serta dibarengi dengan peningkatan pemahaman tentang pemantauan pertumbuhan, pemberian nutrisi tepat, dan pemahan diagnosis stunting sendiri. 

"Hal ini merupakan salah satu upaya penurunan angka stunting di Indonesia," ungkapnya.

Skrining dan rujukan terapi stunting

Skrining dan rujukan terapi stunting sangat penting dalam mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS).

Sebab, skrining dini menjadi kunci dalam deteksi awal sehingga intervensi cepat dapat dilakukan.

Menurut  dr. Novitria, skrining efektif mencakup pengukuran tinggi, berat badan, dan penilaian status gizi untuk memastikan anak tumbuh sesuai standar.

"Deteksi dini memungkinkan penanganan tepat, mengurangi risiko komplikasi, dan memastikan anak mendapatkan perawatan optimal," jelasnya.

Sedangkan, rujukan terapi stunting memastikan anak menerima intervensi yang tepat, seperti suplementasi gizi, perubahan pola makan, dan pemantauan intensif.

Melalui rujukan yang tepat, anak dapat mengakses sumber daya yang diperlukan untuk memperbaiki status gizi dan mencegah dampak jangka panjang stunting.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved