Berita Regional

Dedi Mulyadi Analisis APBD Jabar, Selamatkan Anggaran Rp 4 Triliun untuk Hal tak Penting

Gubernur terpilih Jabar, Dedi Mulyadi, melakukan terobosan, belum dilantik sudah menyelamatkan APBD sebesar Rp 4 triliun.

Editor: Valentino Verry
warta kota/m rifqi
Gubernur Jawa Barat Terpilih, Dedi Mulyadi, menemukan anggaran tak penting yang berpotensi korupsi di APBD Jabar 2025. Dia pun minta segera direvisi sebelum menjabat. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terus melakukan terobosan, meski belum menjabat.

Sebelumnya, politisi Gerindra ini menolak mobil dinas baru, karena hanya pemborosan anggaran.

Berikutnya, Dedi Mulyadi melakukan analisis terhadap APBD Jawa Barat (Jabar) 2025.

Dedi Mulyadi ingin tahu isi dari APBD Jabar saat dia mulai menjabat Gubernur Jabar.

Dia tak mau terjebak oleh anggaran fiktif, yang bisa menyeretnya ke ranah hukum.

Baca juga: Dedi Mulyadi Bawa Angin Perubahan, Tolak Mobil Dinas Baru, Tiga Kepala Daerah Jabar Langsung Meniru

"Kami bukan melebihi kewenangan yang ada saat ini, tetapi seizin Pj Gubernur, saya diminta bersama tim yang dibentuk Pj Gubernur, yang kebetulan namanya sama, Dedi Mulyadi, untuk menganalisis berbagai belanja yang dianggap tak penting," jelas Dedi melalui tayangan di akun TikTok, Kang Dedi Mulyadi, yang dikutip dari Kompas.com. 

Berdasarkan analisanya, Dedi mendapatkan sesuatu yang sangat mencengangkan. 

Banyak nomenklatur anggaran yang semestinya tidak ada, yang semestinya belanja itu tidak harus dilakukan, tetapi tetap sering dilakukan. 

Dihubungi Kompas.com via sambungan telepon, Jumat (17/1/2025), Dedi membeberkan sejumlah anggaran yang disebutnya tidak penting tetapi tetap dibelanjakan. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Jamin Sandi Butar Butar Kembali Bekerja di Damkar Depok, Kuasa Hukum Apresiasi

Misalnya, Provinsi Jabar jelas kekurangan ruang kelas baru (RKB) untuk SD, SMP, dan SMA. 

Namun, belanja di Dinas Pendidikan bukanlah RKB, melainkan alat peraga berupa layar digital.  

"Pertanyaannya, kalau layar digitalnya dibeli, sementara ruang kelas, bangku, dan kursi untuk SD, SMP, hingga SMA enggak ada, itu buat apa? Belanjanya (alat peraga layar digital) juga enggak tanggung-tanggung, Rp 300 miliar," jelasnya. 

Ironisnya, lanjut Dedi, saat ini daya tampung SMA di Jawa Barat terbatas karena masih minim, lalu banyak SMP yang rusak. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Temui Ayah Rozak "Lamar" Ayu Ting Ting, Umi Kalsum: Setuju aja kalo Bener mah

Sementara anggaran belanja yang ada malah dipakai buat hal yang tidak penting. 

Oleh karenanya, dia meminta tim transisi segera menyusun berapa anggaran untuk kebutuhan infrastruktur pendidikan untuk nanti ketika ia sudah dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved