Berita Jakarta

Digerebek karena Jadi Tempat Pesta LGBT, Pemkot Jaksel Rekomendasikan Cabut Izin Usaha Bunker Bar

Tempat hiburan bernama Bunker Bar tersebut terletak di mal ITC  Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Ramai beberapa waktu lalu sebuah bar yang diduga menjadi tempat pesta LGBT di mal kawasan Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--  Pembubaran bar yang diduga menjadi tempat pesta LGBT itu sempat viral di media sosial.

Tempat hiburan bernama Bunker Bar tersebut terletak di mal ITC  Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Usai digerebek warga, bar tersebut kini sudah ditutup secara permanen oleh pemiliknya

Meski demikian, Pemerintah Kota Jakarta Selatan merekomendasikan pencabutan izin usaha Bunker Bar di kawasan Permata Hijau, Kebayoran Lama.

Arahan tersebut terungkap dalam rapat koordinasi di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2025). 

"Jadi hasil rapat tadi ada dua hal yang direkomendasikan, yaitu pencabutan izin (usaha) dan peninjauan lapangan," kata Kepala Seksi Trantibum Satpol PP Jakarta Selatan Adji Kumala usai rapat pengaduan masyarakat terkait Bunker Bar . 

Adji mengatakan, terkait izin usaha menjadi kewenangan Sudin Pariwisata dan Ekononi Kreatif (Parekraf) Jakarta Selatan untuk mengeluarkan rekomendasi pencabutan. 

Sudin Parekraf diminta segera menerbitkan rekomendasi pencabutan seluruh perizinan Bunker Bar jika terbukti menjadi tempat pesta LGBT seperti dilaporkan oleh masyarakat. 

"Kalau soal perizinan semua ada, makanya kalau terbukti ada LGBT Sudin Parekraf rekomendasi pencabutan semua izinnya," ujarnya.   

Hal kedua yang ditegaskan Sekretaris Kota Administrasi Jakata Selatan Ali Murthado sebagai pimpinan rapat adalah menginstruksikan kepada Satpol PP untuk memastikan Bunker Bar tidak kembali beroperasi.

"Kita diminta terus melakukan peninjauan lapangan masih buka atau benar tutup permanen. Itu nanti kita periksa secara random, ninjau dadakan begitu," tandasnya.

Kronologi penggerebekan

Lurah Grogol Utara M Rasyid Darwis mengungkapkan kronologi pembubaran sebuah bar yang diduga menjadi tempat pesta LGBT. 

Raysid Darwis menjelaskan pembubaran tersebut dilakukan warga pada malam tahun baru 2025 tepatnya 31 Desember  2024 lalu.

Penggerebekan tersebut dilatarbelakangi dari video viral di media sosial yang menurut warga ke arah aktivitas LGBT.

"Sudah tanggal 1 Januari, tutup operasional. Alasan penutupannya ada protes keras dari warga masyarakat terkait dengan kegiatan mereka yang viral di medsos," kata Lurah Grogol Utara, M Rasyid Darwis, Senin (6/1/2025).

Rasyid menuturkan, dugaan peristiwa pesta LGBT ini terjadi pada saat perayaan pergantian tahun, tepatnya 31 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025.

Sebenarnya kata Raysid, warga sejak dua bulan terakhir, telah melakukan protes ke manajemen mal supaya bar itu tutup tepat waktu.

Karena terdapat isu jika di bar tersebut kerap terjadi dugaan prostitusi dan pesta LGBT hingga puncaknya pada pergantian tahun.

Warga datang ke lokasi, kemudian meminta agar bar ditutup dan para tamu membubarkan diri.

Baca juga: Penampakan Bunker Bar Diduga Jadi Lokasi Pesta LGBT di Jakarta Selatan, Kini Ditutup

Saat ini pihak kelurahan juga sudah melakukan mediasi antara pengelola bar dan warga. 

Hasilnya, pihak bar sepakat untuk tutup operasional.

"Untuk sweeping dari warga masyarakat memang mereka bersikeras tadinya mau tutup jam 2, tapi dari warga minta bisa segera tutup dan tidak beroperasi," kata dia.

"Sudah di mediasi di tingkat kecamatan, hasilnya pihak tenant siap tutup operasionalnya, pihak mal ITC juga siap fasilitasi kegiatan sesudah ditutup hingga saat ini benar-benar sudah tutup," sambungnya.

Saat pembubaran, rata-rata pengunjung merupakan pemuda yang berusia sekira 20 tahun.

Tak ada yang ditahan pihak kepolisian lantaran mereka membubarkan diri dengan kesadarannya ketika diprotes warga.

Rasyid menuturkan, situasi kondusif dan tidak adanya kekerasan yang terjadi saat pembubaran.

"Lalu, paginya di tanggal 1 itu muncul pernyataan pemilik menutup tempat itu," ucapnya.

Warga tak ada yang melapor ke polisi terkait dugaan prostitusi hingga pesta LGBT karena telah dimediasi pihak kecamatan.

Mediasi dilakukan sebanyak 2-3 kali, di mana dua kali oleh pihak mal bersama warga dan pemilik bar.

Kali ketiga dilakukan pihak kecamatan yang berujung pemilik bar berjanji bakal menutup barnya. Pemilik bar akhirnya menutup operasional tempatnya tersebut.

Di sisi lain, menurut Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi, sejatinya belum ada laporan tentang dugaan prostitusi hingga pesta LGBT di bar itu.

Kendati demikian, pihaknya telah turun langsung ke lokasi guna mencari tahu permasalahan yang sebenarnya terjadi.

"Laporan itu belum ada, tapi kami sudah meminta keterangan di lapangan, ke warga dan karyawan di bar itu, apa yang menjadi permasalahan di situ," kata dia.

"Soal kebenaran itu (dugaan prostitusi hingga pesta LGBT), masih harus didalami lebih lanjut ya," sambungnya.

Ia mengungkap, bar diduga sebagai tempat aktivitas prostitusi hingga pesta LGBT tersebut, sudah beroperasi selama satu tahun.

"Sejauh ini, kami menanyakan ke karyawannya, sudah buka setahun, dari mulai Januari 2024 kemudian kemarin tutup permanen hari Rabu, 1 Januari 2025," ucap Nurma.

"5 orang yang kami periksa atau kami mintai keterangan," lanjut eks Wakapolsek Pasar Minggu itu

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved