Opini

Henti Jantung Mendadak: Mengapa Setiap Detik Berharga, Apa yang Dilakukan untuk Selamatkan Nyawa?

Henti Jantung Mendadak: Mengapa Setiap Detik Itu Berharga dan Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menyelamatkan Nyawa

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Kegiatan mahasiswa magister Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia terkait keterampilan bantuan hidup dasar.  

Dengan begitu, kesenjangan akses pelatihan dapat teratasi, membuka peluang lebih besar bagi masyarakat pedesaan untuk mendapatkan keterampilan penting ini.

Tidak berhenti di situ, manajer keperawatan juga memegang peran vital dalam mengevaluasi dan mengawasi program pelatihan yang telah berjalan.

Dengan mengumpulkan data dan menganalisis hasilnya, mereka dapat memberikan rekomendasi untuk peningkatan kualitas pelatihan, memastikan bahwa setiap program yang dijalankan benar-benar berdampak positif bagi masyarakat.

Sebagai agen perubahan, manajer keperawatan mendorong terciptanya kebijakan internal di fasilitas kesehatan, seperti pelatihan BHD wajib bagi staf rumah sakit dan pengunjung. 

Mereka juga menjalin kemitraan dengan pemerintah, organisasi non-profit, dan sektor swasta untuk mendukung keberlanjutan program pelatihan ini.

Dengan sinergi ini, pelatihan BHD dapat menjadi bagian integral dari sistem kesehatan nasional.

Peran manajer keperawatan bukan hanya sekadar administratif.

Mereka adalah pendorong utama perubahan, membawa visi untuk menciptakan masyarakat yang lebih siap, sigap, dan tangguh menghadapi situasi darurat.

Kesimpulan 

Setiap menit tanpa CPR pada korban henti jantung mendadak mengurangi peluang hidupnya hingga 10 % .

Pelatihan BHD adalah investasi yang menyelamatkan nyawa dan membangun solidaritas di antara kita. 

Ini bukan hanya tentang menyelamatkan satu nyawa, ini tentang menciptakan masyarakat yang siap menghadapi darurat dengan keberanian dan keterampilan.

Saatnya kita bertindak.

Jadilah bagian dari perubahan. 

Ikuti pelatihan BHD di komunitas Anda, atau dukung kebijakan yang menjadikan keterampilan ini bagian dari pendidikan formal. 

Bersama, kita dapat menyelamatkan nyawa dan menciptakan Indonesia yang lebih siaga.

Oleh : Ns. Viesca Septianata, S.Kep

Mahasiswa Program Magister, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved