Opini

Henti Jantung Mendadak: Mengapa Setiap Detik Berharga, Apa yang Dilakukan untuk Selamatkan Nyawa?

Henti Jantung Mendadak: Mengapa Setiap Detik Itu Berharga dan Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menyelamatkan Nyawa

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Kegiatan mahasiswa magister Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia terkait keterampilan bantuan hidup dasar.  

Langkah pertama adalah menggugah kesadaran publik melalui kampanye nasional seperti "Masyarakat Siaga."

Media sosial dan televisi dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan ini, menggunakan cerita inspiratif yang menggugah hati. 

Di sekolah-sekolah, pelatihan BHD bisa dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan jasmani atau kesehatan.

Pelatihan ini harus tersedia secara inklusif dan terjangkau, dengan subsidi bagi masyarakat kurang mampu, sehingga tidak ada lagi alasan bagi siapa pun untuk tidak belajar.

Perusahaan juga bisa berperan melalui program tanggung jawab sosial (CSR), memberikan pelatihan BHD kepada karyawan dan masyarakat sekitar.

Selain itu, teknologi modern menawarkan peluang besar. 

Aplikasi pelatihan BHD jarak jauh dengan video interaktif dan simulasi virtual dapat menjangkau masyarakat di wilayah terpencil tanpa kendala geografis.

Dengan membangun pusat pelatihan di pedesaan dan melatih instruktur lokal, kita dapat memperluas jangkauan pelatihan ini lebih jauh.

Peran Sentral Manajer Keperawatan

Manajer keperawatan adalah ujung tombak dalam upaya menciptakan masyarakat yang siaga terhadap situasi darurat. 

Bayangkan seorang manajer keperawatan yang tidak hanya memimpin tim medis di rumah sakit tetapi juga menjangkau komunitas, memotivasi, dan mendidik masyarakat agar siap bertindak di saat kritis.

Dalam konteks kampanye kesadaran, manajer keperawatan memainkan peran strategis dengan mengorganisir seminar, pelatihan, dan diskusi publik yang menyampaikan pentingnya tindakan cepat saat henti jantung terjadi. 

Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis komunitas, mereka menjadi jembatan antara masyarakat awam dan dunia medis.

Mereka juga memastikan bahwa fasilitas pelatihan tersedia dan mudah diakses.

Dalam peran ini, mereka melatih instruktur lokal, menyediakan alat bantu seperti manekin CPR, dan menjadwalkan sesi pelatihan reguler yang menjangkau hingga ke daerah terpencil. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved